MATARAM, iNews.id – Jumlah sapi di Pulau Lombok yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) mencapai 40.000 ekor. Vaksinasi perdana untuk PMK yang dilakukan di seluruh Pulau Lombok diharapkan dapat menekan sebaran penyakit ini.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah hadir pada pemberian vaksin PMK secara serentak untuk ternak yang ada di Pulau Lombok.
Dikatakan, penanganan PMK pada hewan ternak seperti sapi harus disikapi dengan ketenangan disertai adanya sinergitas, kolaborasi, dan pemahaman yang baik oleh seluruh stakeholders.
"Pentingnya edukasi kepada para peternak, sehingga ketika terjadinya penyebaran virus PMK para peternak tidak panik dan paham apa yang harus dilakukan," katanya, Minggu (26/6/2022).
Rohmi menyebut, virus PMK bisa disembuhkan. PMK sama dengan virus yang lain. Butuh ketenangan dan pemahaman sehingga tahu apa yang harus dilakukan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan sekaligus pejabat otoritas veteriner Provinsi NTB, drh Muslih menjelaskan, penyebaran vaksin perdana PMK dilakukan secara serentak di seluruh kabupaten dan kota dengan pemetaan di setiap wilayah dengan tingkat populasi sapi terbanyak.
"Vaksin PMK diberikan kepada sapi yang masih sehat dan belum terkena virus PMK. Hal ini dikarenakan, sapi yang sudah terkena virus PMK maka sudah terbentuk antibodi didalam tubuhnya," katanya.
Populasi sapi di Pulau Lombok sebanyak 590.000 ekor, dan yang terkena virus PMK sebanyak kurang lebih 40.000 ekor, sehingga perlunya diberikan vaksin kepada sapi yang belum terkena virus PMK.
"Sehingga untuk sapi - sapi yang belum terjangkit maka diperlukan tindakan seperti vaksin, karena pengobatan bukan alternatif terbaik, pencegahannya dengan vaksinasi," ungkapnya.
Vaksin PMK meliputi vaksinasi pertama, kemudian dengan jarak 4 sampai 5 Minggu akan diberikan vaksin kedua, setelah itu apabila ada vaksin booster maka akan diberikan setiap 6 bulan sekali.(*)
Editor : Febrian Putra
Artikel Terkait