PRAYA, iNews.id - Warga Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) digegerkan dengan penemuan mayat bocah (8) mengapung di Bendungan Lingkok Lamun, Desa Sepit, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. Selasa (31/8/2021). Mayat itu pertama kali ditemukan sejumlah siswa SMPN 3 Keruak yang melintas.
Kapolsek Keruak Ipda Nurlana beserta anggota langsung meluncur ke TKP setelah mendapatkan laporan. Menurut keterangan, siswa SMP itu berteriak memanggil warga sambil mengatakan melihat sosok mayat anak kecil mengapung di tepi timur bendungan.
Beberapa warga Kampung Tengeh, Desa Sepit yang mendengar informasi tersebut langsung berhamburan. Warga pun menghubungi kepala dusun setempat.
Kabar penemuan mayat saat itu akhirnya terdengar hingga warga Kampung Dusun Kondok. Diketahui, warganya bernama Siti Aminah (40) sudah tiga hari kehilangan putra semata wayangnya.
Siti Aminah dan suaminya Lalu Haeruddin (65) bersama keluarganya pun berlarian menuju bendungan yang jaraknya sekitar 500 meter dari tempat tinggalnya. Keduanya langsung memastikan jika mayat tersebut merupakan putra kesayangannya Lalu Ahmad Faozan Azima yang sudah tiga hari tak pulang.
Sontak ibu korban pingsan di tepi bendungan lantaran tak kuasa melihat jenazah buah hatinya terapung dalam kondisi sudah melepuh.
Kepala Dusun (Kadus) Sepit, Sudirman langsung menghubungi Polsek Keruak. Puluhan anggota Polsek yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Keruak, Ipda Nurlana tiba di TKP.
Nurlana pun langsung menghubungi tim SAR Kabupaten Lombok Timur (Lotim) untuk mengevakuasi jenazah. Sekitar enam anggota SAR berseragam yang tiba sekitar satu jam sejak penemuan langsung mengevakuasi mayat dibantu aparat Polsek Keruak menggunankan dua kantong jenazah.
Nurlana menerangkan, semula mayat bocah itu dilarikan ke RSUD Patuh Karya Keruak untuk diautopsi untuk mengidentifikasi identitas korban. Namun setelah mayat bocah tersebut dibersihkan tim medis, keluarga menolak untuk diautopsi.
"Ternyata mayat tersebut memang merupakan anaknya, sehingga autopsi tidak jadi dilakukan," kata Nurlana dikutip dari portal resmi Polda NTB, Selasa (31/8/2021).
Ayah korban mengaku baru mencari keberadaan putranya Minggu (29/8/2021), pukul 10.00 Wita karena sudah dua jam lebih tak muncul-muncul. Ayah dan ibunya keliling mencari, namun hingga ke kampung tetangga tak juga ditemukan.
Pencarian dilanjutkan pada Senin (30/8/2021) hingga jalur perdukunan pun diupayakan, lagi-lagi hasilnya nihil. Ekspansi pencarian dengan menghubungi keluarga kerabat di luar Desa Sepit menanyakan kemungkinan ada putranya nyasar berjalan tanpa arah yang dituju.
"Kerabat dekat korban mengetahui bocah yang akrab dipanggil Ojan itu sering berjalan sendiri tanpa tujuan yang jelas," ucap Nurlana.
Ayah Faozan yang baru sebulan pulang dari Malaysia mengaku ikhlas menerima kematian anaknya sebagai musibah. Dia masih bisa bersyukur menemukan jasadnya.
"Saya ikhlas menerima musibah ini. Saya masih bersyukur masih bisa menemukannya meskipun sudah menjadi mayat," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait