JAKARTA, iNews.id - Sultan Muhammad Salahuddin merupakan sosok pemimpin agung dari Timur Nusantara. Kini namanya diabadikan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Dihimpun dari sejumlah sumber, Senin (10/11/2025) menyebutkan, Muhammad Salahuddin lahir dan besar di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjabat sebagai Sultan ke-14 Kesultanan Bima 1915-1951. Di tengah arus kolonialisme dan pergolakan politik, Sultan Salahuddin tampil sebagai pemimpin yang visioner, menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan berani mengambil sikap tegas demi kemerdekaan Indonesia.
Di masa pemerintahannya, Sultan Salahuddin dikenal sebagai tokoh yang sangat peduli terhadap pendidikan dan pembangunan sosial.
Dia membuka akses pendidikan bagi rakyatnya, mendorong kemajuan pemikiran, dan memperkuat identitas budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan bangsa.
Ketika Republik Indonesia diproklamasikan, Sultan Salahuddin tidak ragu menyatakan dukungan penuh terhadap negara baru tersebut. Ia menyambut Presiden Soekarno secara langsung saat berkunjung ke Bima pada 1950, momen bersejarah yang menegaskan komitmennya terhadap persatuan dan keutuhan NKRI.
Perjuangan dan pengabdian Sultan Salahuddin tidak berhenti di masa hidupnya. Warisan semangat kebangsaan yang dia tinggalkan terus hidup di hati masyarakat Bima dan NTB.
Bandara di kota Bima pun diberi nama Bandara Sultan Muhammad Salahuddin sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya.
Setelah melalui proses panjang sejak 2008, akhirnya pada 10 November 2025, bertepatan dengan Hari Pahlawan, Presiden Prabowo Subianto menetapkan Sultan Muhammad Salahuddin sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Dia menjadi tokoh kedua dari NTB yang dianugerahi gelar tersebut, menyusul TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Penetapan ini bukan sekadar penghargaan, melainkan pengakuan atas kontribusi besar seorang pemimpin daerah yang berpikir nasional dan bertindak untuk kepentingan bangsa. Sultan Muhammad Salahuddin adalah simbol kebijaksanaan, keberanian, dan cinta tanah air dari Timur Indonesia, seorang sultan yang menjadi pahlawan.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait