KUPANG, iNews.id - Sebanyak 294.636 kali peristiwa sambaran petir terjadi di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam periode Desember 2021. Angka tersebut dicatat oleh Stasiun Geofisika Kupang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Peristiwa sambaran petir tercatat selama sebulan dengan jumlah sambaran terbanyak di Kecamatan Alak," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono, di Kupang, Senin (3/1/2022).
Margiono menjelaskan, kejadian sambaran petir terdiri dari berbagai jenis. Yakni petir awan ke tanah atau Cloud to Groud Strokes (CG) dan petir dalam awan atau Intercloud (IC).
Menurut Margiono, petir awan ke tanah adalah jenis petir yang harus diwaspadai karena paling berbahaya dari semua jenis petir.
Petir ini, katanya, paling merusak dan berbahaya karena dapat menyambar langsung ke pemukiman atau kawasan perkantoran. Petir ini bahkan bisa menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan bangunan.
Sementara petir dalam awan berbahaya bagi penerbangan karena sambarannya menjalar melalui udara di antara dua badai petir atau thunderstorm.
Margiono meminta, masyarakat di Kota Kupang meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman sambaran petir yang terjadi di saat hujan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang merugikan.
Masyarakat, katanya, perlu mengurangi aktivitas di luar rumah ketika hujan, kalau tidak ada urusan yang mendesak. Kemudian masyarakat juga harus mencari tempat berlindung ketika mendengar suara petir.
"Warga juga harus menjauhi tempat-tempat yang mudah tersambar petir seperti tiang listrik, menara dan lain sebagainya," kata Margiono.
Editor : Reza Fajri
Artikel Terkait