Surat Raja Taliwang Minta Belanda Kembalikan Barang Rampasan Perang 1908

SUMBAWA, iNews.id - Warga Taliwang, Sumbawa Barat, Muhammad Syahril Amin bersurat ke pemerintah kerajaan Belanda terkait harta rampasan perang pada 1908. Muhammad Syahril disebut sebagai Raja Taliwang Kesultanan Sumbawa Dinasti Poros Abbasiyah.

Syahril yang dihubungi membenarkan hal itu surat tertanggal 4 Oktober 2021 dikirim ke Perdana Menteri Belanda Cq Dubes Belanda di Jakarta. Menurutnya, tagihan itu mengacu pada dokumen kerajaan Belanda yang dipublikasikan beberapa bulan lalu. 

“Dokumen itu menyebutkan bahwa ada barang sitaan perang tahun 1908 yang dibawa ke Belanda,” ujar Syahril, Rabu (3/11/2021).

Dia mengatakan surat itu diharapkan segera ditindak lanjuti lantaran saat ini mulai banyak barang sitaan Belanda di Nusantara yang dikembalikan secara bertahap.

Syahrir yang menyebut dirinya  sebagai Sultan Muhammad Kaharuddin III meminta pemerintah kerajaan Belanda untuk mengembalikan aset milik rakyat Taliwang yang di bawa oleh tentara pasukan Belanda pada perang tahun 1908.

Syahril Amin merinci barang sitaan perang yang dibawa Belanda yakni 112 meriam besi dan perunggu, 217 Brechloader, 2373 Front Loader-Senapan Winchister Buatan Amerika, 203 pistol, 17.000 tombak dan keris.

Warga Taliwang, Sumbawa Barat, Muhammad Syahril Amin bersurat ke pemerintah kerajaan Belanda terkait harta rampasan perang pada 1908

Barang sitaan itu menurut dia tercantum dalam dokumen Koran Delpher Detail. 

“Semua masih di tangan mereka. Tinggal tunggu sikap mereka atas surat kami tersebut,” katanya.

Dia mengaku tidak main-main sebab itu semua menurutnya ada di dokumen ANRI. Dirinya pun merupakan penerua Sultan Muh Kaharuddin II sesuai dengan sejarah. Syahril juga menunjukkan hirarki kerajaan tersebut.

Dalam sejarahnya, Taliwang merupakan Lembah Bani Abbasiyah terakhir yang dibumi hanguskan oleh penjajah. Peperangan itu menelan banyak korban jiwa termasuk Wazir/Perdana Menteri Kerajaan Taliwang Kesultanan Sumbawa Sayyid Muhammad Unru Ibnu Sayyid Muhammad Saleh (Lalu Unru bin Lalu Alleh), beserta istri , dan tiga anaknya serta sembilan lainnya.  

Dia berharap pemerintah Belanda membuka akses seluas-luasnya guna dapat menelusuri jejak sejarah dan barang sitaan yang di bawa tentara Belanda.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network