Cendekiawan muslim asal NTB TGB HM Zainul Majdi berbincang dengan jaringan ulama Jawa Tengah terkait pilihannya masuk ke Partai Perindo. (febri/MPI)

SEMARANG, iNews.id - Bergabungnya cendekiawan muslim asal NTB TGB Zainul Majdi ke Partai Persatuan Indonesia (Perindo) masih memunculkan pertanyaan. Kali ini, pertanyaan itu datang dari sejumlah ulama Jawa Tengah (Jateng) yang bertemu TGB.

“Kita memang sudah mendengar alasan panjenengan di media. Tapi, kami ingin mendengar langsung,” kata Ustad Fahruddin Aziz, Sabtu (13/8).

Dijelaskan, banyak kalangan khususnya para alumni Universitas Al Azhar, Mesir yang tergaket-kaget dengan langkah ini.

“Masih saja ada yang bahas di grup-grup. Tak ada yang menduga pokoknya,” ucapnya.

Terkait alasan masuk ke Perindo, TGB menyampaikan, keputusan ini bukan diambil dalam semalam. Komunikasi dengan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo berjalan cukup lama.

“Lama sekali kami saling berkomunikasi. Satu setengah tahun proses ini berjalan,” katanya.

Dalam pembicaraan dengan Hary Tanoe, lanjut TGB, yang kerap ditekankan bahwa ia tak bergerak secara individu, ada gerbong besar yang membersamai. 

“Saya ini kan tak mudah membuka diri. Tentu ada banyak hal yang saya sampaikan ke Pak Hary,” sambungnya.

Ditambahkan, selain itu ada ruang besar mengokohkan moderasi beragama yang dapat dilakukan. Itulah kemudian yang menjadi dasar ia bersedia menjadi Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo.

“Ada ruang yang cukup besar diberikan. Ada cita-cita dan harapan untuk Indonesia,” tegasnya.

Ulama yang juga sastrawan KH Habiburrahman El Shirazy yang hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, TGB bukan politisi kemarin sore. Tentu saja, segala keputusan yang diambil telah dipertimbangkan dengan matang.

“Dalam urusan politik TGB ini kan bukan kemarin sore,” katanya.

Ditambahkan, semangat yang dibawa oleh TGB dalam politik cukup jelas arahnya yaitu menguatkan moderasi beragama di tengah umat. Dia pun mendorong, alumni Universitas Al Azhar yang lain dapat turut membersamai TGB.

“Kalau saya memang tidak disini (politik). Tapi, saya mendorong ustad atau ulama yang lain untuk terjun dan terlibat,” sambungnya.

Pertemuan yang berlangsung di Ponpes Fadhlu Fadhlan berjalan cukup hangat, jaringan ulama lintas generasi silih berganti membahas mengenai persoalan bangsa dan keumatan bersama TGB Zainul Majdi.(*)


Editor : Febrian Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network