MATARAM, iNews.id - Warga menggelar prosesi adat basuh Gunung Rinjani, Jumat (26/2/2021). Prosesi ini dilakukan untuk tolak bala dan bencana alam di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kementerian kehutanan dan lingkungan hidup (KLH) mengikuti Direktur Jendral Konservasi SDA dan Ekosistem KLH Wiratno yang mengikuti prosesi itu mengatakan, tradisi adat sasak, basuh Gunung Rinjani dimotori laskar sasak Lombok, di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Ritual ini juga bagian dari menjaga ekosistem lingkungan.
Wiratno mencatat ada sedikitnya 14 daerah khususnya berbasis desa yang sudah berkomitmen untuk menggunakan adat dan budaya sebagai bagian penting proses konservasi dan pelestarian lingkungan hidup. Desa Sinaru yang berada di lereng Gunung Rinjani bisa menjadi bagian dari 14 daerah konservasi lainnya.
Ke depan model ini mesti didorong menjadi lebih masih lagi sehingga tradisi adat dan budaya bangsa bisa menjadi solusi bagi penyelesaian problem bangsa tidak hanya soal pelestarian lingkungan saja. Pulau Lombok memiliki potensi energi yang luar biasa sejak era masa lalu khususnya keberdaaan Gunung Rinjani.
"Kita punya kekuatan keragaman adat budaya yang ada. Kita padukan itu dalam konsep pariwisata," ucap Wiranto.
Sementara itu rangkaian acara ritual adat basuh Gunung Rinjani dimulai dengan penyembelihan sejumlah hewan kurban. Kemudian pemberian santunan bagi yatim piatu.
Prosesi acara diakhiri dengan pembacaan doa-doa pujian yang dipimpin amaq lokak beserta tetua adat dan laskar sasak.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait