3 Jalur Alternatif ke Sirkuit Mandalika Ini Bisa Hindari Macet Parah Saat Race Day

LOMBOK BARAT, iNews.id - Inilah 3 jalur alternatif ke Sirkuit Mandalika kini menjadi informasi penting bagi para penonton dan wisatawan yang hendak menyaksikan ajang balap internasional di Lombok. Sebagai salah satu destinasi otomotif kelas dunia, Sirkuit Mandalika sering mengalami peningkatan volume kendaraan menjelang event besar seperti MotoGP atau World Superbike.
Oleh karena itu, mengetahui jalur alternatif akan membantu menghindari kemacetan serta mempersingkat waktu tempuh menuju kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Lokasi Sirkuit Mandalika terletak di kawasan pesisir selatan Pulau Lombok, tepatnya di KEK Mandalika yang jaraknya sekitar 17 km dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM).
Pada saat event besar, jalur utama menuju sirkuit kerap padat, terutama di ruas jalan dari Praya menuju Kuta Mandalika. Dalam situasi ini, jalur alternatif membantu membagi arus lalu lintas dan memberikan pilihan bagi warga serta wisatawan untuk mencapai lokasi dengan lebih efisien.
Selain faktor kemacetan, jalur alternatif juga membuka kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati panorama alam Lombok. Rute-rute yang dilalui umumnya menawarkan pemandangan pedesaan, bukit hijau, hingga pesisir pantai yang menawan. Hal ini menjadikan perjalanan menuju Sirkuit Mandalika bukan hanya efisien, tetapi juga menyenangkan secara visual.
Jalur pertama dan paling umum digunakan adalah Bypass BIL-Mandalika. Jalan ini dibangun untuk menghubungkan langsung Bandara Lombok dengan kawasan Mandalika. Rutenya lebar, mulus, dan memiliki akses langsung ke gerbang sirkuit.
Keunggulan jalur ini antara lain:
Waktu tempuh lebih cepat, sekitar 20–30 menit dari bandara.
Tersedia rambu dan penunjuk arah yang jelas.
Aman bagi kendaraan besar seperti bus dan truk logistik event.
Namun, pada saat puncak event seperti MotoGP, jalur ini menjadi sangat padat. Sebagai solusi, petugas lalu lintas biasanya mengarahkan sebagian kendaraan ke rute alternatif menuju daerah Selong Belanak atau ke arah Pantai Mawun untuk kemudian masuk kembali ke Mandalika dari sisi timur.
Alternatif kedua untuk menuju Sirkuit Mandalika adalah rute Selong Belanak – Mawun – Mandalika. Jalur ini cocok bagi wisatawan yang datang dari arah barat atau dari kawasan wisata Senggigi dan Mataram.
Rincian rute:
Mulai dari Kota Mataram, arahkan kendaraan ke Selatan menuju Lombok Tengah.
Ambil jalan menuju Pantai Selong Belanak, kemudian lanjutkan ke arah Pantai Mawun.
Dari Mawun, lanjutkan ke arah Kuta Mandalika dan masuk ke kawasan sirkuit.
Rute ini memiliki keunggulan berupa panorama pantai dan bukit yang indah, cocok untuk wisatawan yang ingin sekaligus berwisata sebelum tiba di area sirkuit. Meski jaraknya sedikit lebih jauh dibanding Bypass Mandalika, jalur ini menawarkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan dan umumnya lebih lancar saat event besar berlangsung.
Jalur ketiga yang bisa menjadi pilihan adalah rute Praya Timur – Sengkol – Kuta, yang juga sering digunakan oleh warga lokal. Dari arah Praya, ambil jalur menuju Kecamatan Sengkol, lalu lanjut ke arah Kuta Mandalika. Rute ini memiliki kondisi jalan yang cukup baik dan lebih lancar dibanding jalur utama.
Keunggulan jalur ini antara lain:
Lebih dekat untuk wisatawan yang datang dari wilayah Lombok bagian tengah atau timur.
Jalannya relatif sepi dan tidak sebanyak kendaraan wisata.
Banyak lokasi kuliner dan peristirahatan tradisional di sepanjang perjalanan.
Selain itu, jalur ini cocok untuk wisatawan yang menginap di area Praya atau daerah sekitarnya karena aksesnya cepat menuju Mandalika tanpa harus melewati jalan utama yang padat.
Agar perjalanan ke Sirkuit Mandalika tetap lancar dan nyaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan, terutama sebelum sesi balapan dimulai.
Gunakan kendaraan yang prima karena beberapa jalur perbukitan membutuhkan kondisi mesin dan rem yang baik.
Ikuti petunjuk petugas lalu lintas, karena pada saat event besar biasanya ada pengaturan jalan satu arah sementara.
Manfaatkan shuttle resmi, yang disediakan panitia dari sejumlah titik seperti Bundaran Bandara atau Terminal Praya.
Isi bahan bakar penuh, karena tidak semua jalur alternatif memiliki SPBU di sepanjang perjalanan.
Selain ketiga jalur darat tersebut, pengunjung juga bisa menggunakan transportasi udara dan laut menuju Lombok terlebih dahulu. Penerbangan langsung tersedia dari Jakarta, Surabaya, Bali, dan beberapa kota besar lainnya menuju Bandara Internasional Lombok. Dari bandara, Anda dapat memilih mobil sewaan, taksi resmi, atau bus Damri menuju Mandalika melalui jalur utama maupun alternatif.
Bagi wisatawan dari Bali, terdapat juga opsi menyeberang melalui Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar, kemudian melanjutkan perjalanan darat sekitar dua jam menuju Sirkuit Mandalika. Jalur laut ini menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi.
Pemerintah daerah Lombok Tengah terus meningkatkan infrastruktur menuju kawasan Mandalika. Dalam beberapa tahun terakhir, pekerjaan pelebaran jalan dan pembangunan rute tambahan di sekitar Selong Belanak dan Mertak masih berlangsung. Tujuannya untuk memperlancar akses dan mendukung Mandalika sebagai destinasi sport tourism unggulan Indonesia.
Jalur baru tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi alternatif keempat, menghubungkan langsung area pantai dengan gerbang timur sirkuit, sehingga mempersingkat waktu tempuh sekaligus menghidupkan ekonomi masyarakat di sepanjang rute.
Demikianlah 3 jalur alternatif ke Sirkuit Mandalika bukan hanya solusi menghadapi kepadatan saat event besar, tetapi juga menawarkan pengalaman perjalanan yang berbeda bagi setiap pengunjung. Melalui rute Bypass BIL-Mandalika yang cepat, jalur Selong Belanak – Mawun yang indah, serta rute Praya Timur – Sengkol yang lancar, wisatawan memiliki pilihan fleksibel sesuai kebutuhan dan lokasi keberangkatan. Dengan memilih jalur terbaik dan mempersiapkan perjalanan dengan matang, Anda dapat menikmati perjalanan menuju jantung otomotif Lombok secara aman, nyaman, dan penuh panorama menawan.
Editor: Komaruddin Bagja