get app
inews
Aa Text
Read Next : Kakek di Bima Hilang Terseret Arus Banjir, Tim SAR Sisir Sungai hingga Laut

7 Tradisi Maulid Nabi di NTB yang Paling Ditunggu Warga

Minggu, 02 Oktober 2022 - 14:16:00 WIB
7 Tradisi Maulid Nabi di NTB yang Paling Ditunggu Warga
Tradisi Maulid Nabi di NTB, Tradisi Ngurisan (cukur rambut bayi) (Foto: Dok Disbudpar NTB)

JAKARTA, iNews.id - Tradisi Maulid Nabi sering kali dinantikan sejumlah warga dalam satu daerah. Tradisi ini juga kerap dirayakan di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sesuai kalender Islam, 1 Rabiul Awwal 1444 H sekaligus awal perayaan Maulid Nabi 2022 jatuh pada tanggal 27 September. Sedangkan 12 Rabiul Awwal sekaligus puncak Maulid Nabi jatuh pada tanggal 8 Oktober 2022. Warga di NTB juga menggelar tradisi Maulid Nabi. 

Berikut Tradisi Maulid Nabi di NTB

1. Tradisi Ngurisan (cukur rambut bayi)

Tradisi Maulid Nabi di NTB, Tradisi Ngurisan (cukur rambut bayi) (Foto: Dok Disbudpar NTB)
Tradisi Maulid Nabi di NTB, Tradisi Ngurisan (cukur rambut bayi) (Foto: Dok Disbudpar NTB)

Tradisi ini dilakukan kepada bayi yang baru lahir atau berumur di bawah enam bulan. Dilansir dari portal resmi Pemprov NTB, kegiatan ini biasanya dilaksanakan di Masjid atau Musala pada hari-hari besar agama Islam, terutama saat peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid). Uniknya, seluruh tokoh agama dan masyarakat yang diundang harus mencukur atau memegang kepala bayi tersebut.

2. Tradisi Ruah Maulud

Tradisi Maulid Nabi selanjunta Ruah Maulud. Tradisi ini biasanya diaplikasikan dalam bentuk ngumpul bersama atau pesta kecil-kecilan dengan mengudang sanak kerabat dan tetangga-tetangga dekat. 

Kegiatan ini juga mengundang fakir miskin dan anak yatim makan-makan di rumahnya. Jajanan yang ada di tradisi ini jarang ditemukan ketika hari-hari biasa. Sehingga momen ini sangat dinantikan warga.

3. Tradisi di Desa Adat Bayan, Lombok Utara

Tradisi Maulid Nabi ini dipusatkan di Masjid Kuno Bayan Beleq. Diketahui masjid ini kira-kira dibangun pada abad-16 oleh para penyebar Islam. 

Tradisi ini biasanya dilakukan selama dua hari berturut turut berdasarkan Lingsereat atau kalender adat Bayan. Kegiatan ini tergolong unik karena adanya 'Praja Maulud'.

Praja Maulud yakni menggambarkan proses terjadinya perkawinan langit dan bumi, Adam dan Hawa, yang disimbolkan dengan pasangan pengantin. Prosesi ini dilakukan oleh pranata-pranata adat Bayan.

4. Tradisi Migel

Tradisi Migel (tarian) biasanya digelar di sekitar kompleks Masjid Kuno Gumantar, Lombok Utara. Segala lapisan masyarakat, baik dari kalangan anak-anak, remaja maupun orang dewasa ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Namun, yang lebih menonjok, tarian ini dilakukan oleh para gadis.

5. Tradisi Musik Gerantung

Tradisi Maulid Nabi, Tradisi Gerantung (Foto: Dok Disbudpar NTB)
Tradisi Maulid Nabi, Tradisi Gerantung (Foto: Dok Disbudpar NTB)

Tradisi Maulid Nabi selanjutnya di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Kegiatan ini digelar di Dasan Beleq, tepatnya di Desa Desa Gumantar Kecamatan Kayangan. Perayaan Maulid Nabi ini membunyikan gerantung atau alat musik tradisional selama 24 jam lebih tanpa henti. 

Sebelum membunyikan gerantung, terlebih dahulu alat musik tradisional itu dibersihkan di lokoq teraga sebuah sumur yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.

6. Tradisi di Dasan Agung, Mataram

Tradisi Maulid Nabi, Tradisi Praje (Foto: Dok Disbudpar NTB)
Tradisi Maulid Nabi, Tradisi Praje (Foto: Dok Disbudpar NTB)

Tradisi Maulid Nabi selanjutnya di gelar di Kelurahan Dasan Agung. Diketahui, ada delapan kampung yang merupakan penduduk asli Dasan Agung. Kedelapan kampung tersebut merayakan secara bergantian sejak masuknya bulan Maulid hingga selesai.

Ada berbagai macam kegiatan seperti pawai/arak-arakan yang mengusung anak anak yang akan dikhitan dengan menggunakan kuda-kudaan dan memakai pakaian adat.

7. Tradisi Kemang Male dari Sumbawa

Tradisi Maulid Nabi di NTB, Tradisi Kembang Male (Foto: Dok Disbudpar NTB)
Tradisi Maulid Nabi di NTB, Tradisi Kembang Male (Foto: Dok Disbudpar NTB)

Dalam bahasa Sumbawa 'Kemang' artinya bunga. Sedangkan 'Male' memiliki arti seni menggunting hiasan kertas. Sehingga disimpulkan 'Kemang Male' merupakan seni menggunting kertas dengan membentuknya menjadi bunga. 

Kemang Male yang dibentuk dari berbagai macam warna kertas di beri gantungan berupa camilan, roti bahkan uang.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut