Mantan Tukang Daging Ini Mutilasi Puluhan Orang, Korbannya Dimakan

KOTA MEKSIKO, iNews.id - Seorang mantan tukang daging bernama Andres (72) ditangkap karena dicurigai melakukan pembunuhan berantai di Meksiko. Pelaku bahkan memakan daging korbannya.

Sebelumnya, kasus pembunuhan berantai dan kanibalisme gegerkan Meksiko. Pelaku ditangkap usai membunuh dan memakan daging 17 korban.

Baca Juga

Satu Keluarga Muslim Korban Pembunuhan Dimakamkan, Peti Diselimuti Bendera Kanada

Saat penyelidikan pada Sabtu (12/6/2021) pekan lalu, polisi menemukan 3.787 potongan tulang saat menggali rumah tersangka. Ribuan potongan tulang tersebut diperkirakan berasal dari 20 terduga korban.

Sadisnya lagi, pelaku juga mengupas kulit wajah korbannya karena merasa mereka memiliki paras yang cantik.

Baca Juga

2 Warga Manokwari Tewas Ditikam, Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan

"Saya menghilangkan kulit dari wajahnya karena dia sangat cantik," kata tersangka.

Polisi mengatakan, sampai saat ini, ribuan fragmen tulang yang ditemukan berasal dari 17 korban yang berbeda. 

Baca Juga

Rekam Jejak Aktivis KNPB, Ada yang Jadi Otak Pembunuhan sampai Suplai Senjata Teroris

Jaksa menduga, jumlah korban masih bisa bertambah. Maka dari itu, polisi kembali melakukan penggalian tanah di bagian ruangan lain dari rumah tersangka.

Saat penggeledahan, barang-barang yang diduga milik korban masih tersimpan di rumah tersangka. Para korban diketahui sudah menghilang bertahun-tahun lalu.

Dilansir dari the Sun, Andres ditangkap karena istri seorang polisi hilang di hari dimana korban terlihat bersama tersangka. Dari rekamana kamera pengintai, korban masuk rumah korban namun tak pernah keluar lagi.

Dari hasil interogasi, pelaku sudah melakukan pembunuhan dan kanibalisme selama 20 tahun terakhir. Jumlah korban diperkirakan mencapai 30 orang. 

Jaksa Dilcya Garcia mengatakan, tim menemukan ruang bawah tanah yang dibuat oleh tersangka. Di dalamnya, tersangka menyimpan sisa-sisa tubuh dan tulang korban. 

"Di ruang bawah tanah memiliki pemandangan mengerikan dengan sisa-sisa manusia," katanya.

Editor: Nani Suherni