Ngeri! Ibunda Agus Difabel Pingsan usai Sidang, Kepalanya Bocor Terbentur Lantai

MATARAM, iNews.id - Insiden tak terduga terjadi saat sidang perdana Agus difabel terdakwa pelecehan seksual terhadap mahasiswi di Pengadilan Negeri Mataram, Kamis (16/1/2024). Ibunda Agus, I Gusti Ayu Apriani mendadak pingsan dengan posisi kepala jatuh terlebih dahulu membentur lantai hingga mengeluarkan darah.

Seketika suasana menjadi riuh dan terjadi kepanikan. Agus yang sudah berada dalam mobil tahanan histeris dan meraung meminta tolong. Detik-detik kejadian mengerikan ini terekam video di halaman depan Pengadilan Negeri Mataram,

Baca Juga

Penahanan Agus Difabel Dinilai Sesuai SOP, Kajari Mataram: Equality Before The Law

Pantauan iNews di lokasi, Ibunda Agus yang hadir saat persidangan tampak tidak kuasa menahan emosinya. Dia histeris saat petugas menggelandang dan menaikkan Agus ke dalam mobil tahanan.

Baca Juga

Detik-detik Tangis Pecah Agus Difabel Tersangka Pelecehan saat Ditahan

Begitu Agus sudah naik mobil, sang ibunda tiba-tiba jatuh pingsan sampai kepalanya bocor. Sejumlah petugas di lokasi langsung bergegas mengevakuasi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Ibunya Agus yang jatuh. Posisinya kepalanya terbentur lantai dan mengeluarkan darah," ujar Petugas Keamanan PN Mataram Junaidi, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga

Agus Difabel Tersangka Pelecehan Seksual Mahasiswi Ditahan di Rutan Kelas IIA Kuripan

Proses evakuasi korban menuju rumah sakit berlangsung dramatis. Tubuh korban digotong dan dibawa dengan berjalan kaki menuju IGD RS Bhayangkara yang berjarak ratusan meter dari Kantor PN Mataram.

Baca Juga

Agus Difabel Tersangka Pelecehan Seksual Menangis Histeris Saat Akan Ditahan

Diketahui sidang perdana ini berlangsung dengan agenda pembacaan dakwaan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Agus dengan pasal 6 huruf C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (PPKS) dengan bujuk rayu junto pasal 15. Selanjutnya pasal 6 huruf A yakni perbuatan pelecehan seksual dengan maksud merendahkan martabat seseorang.

Editor: Donald Karouw