get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Pekerja Migran asal KBB Hilang Jejak di Kamboja, Pulang ke Indonesia Masih Tanda Tanya

Pilu, 1 Warga asal NTB Korban TPPO di Libya Ternyata Buta Huruf

Selasa, 04 Juli 2023 - 09:47:00 WIB
Pilu, 1 Warga asal NTB Korban TPPO di Libya Ternyata Buta Huruf
Pilu, 1 Warga asal NTB Korban TPPO di Libya Ternyata Buta Huruf (Foto: Antara/Dhimas BP)

MATARAM, iNews.id - Dua warga Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi korban kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Libya. Pilunya, satu di antaranya ternyata buta huruf.

"Ternyata salah satu korban inisial JU tidak bisa baca tulis, jadi pas direkrut itu, terima beres saja," kata Mizanul Jihad, perwakilan kuasa hukum kedua PMI korban TPPO di Libya, Senin (3/7/2023).

Dalam pendampingan hukum terhadap kedua korban TPPO di Polda NTB, Mizan mengatakan bahwa pihak kepolisian kini sedang melakukan pemeriksaan atas laporan yang baru masuk secara resmi pada hari ini.

"Jadi, laporannya masuk hari ini dan sekarang dilakukan pemeriksaan terkait laporan," ujarnya.

Lebih lanjut, Mizan menjelaskan bahwa perekrutan JU bersama rekannya berinisial SM tersebut berlangsung di Kabupaten Sumbawa pada awal tahun 2022. Perekrutannya secara perorangan, bukan melalui perusahaan.

Dalam proses perekrutan, keduanya diberikan uang Rp1 juta dan dijanjikan oleh perekrut bekerja di Arab Saudi. Tergiur dengan tawaran tersebut, keduanya kemudian diberangkatkan lebih dahulu ke Jakarta.

"Di Jakarta itu ditempatkan di penampungan sementara. Di sana dibuatkan paspor dan dikasih lagi uang Rp3 juta," ucapnya.

Setelah paspor terbit, keduanya kemudian diberangkatkan ke wilayah Timur Tengah. Namun, keduanya tidak tiba di Arab Saudi, melainkan ke Turki.

"Janji awal ke Arab itu batal, mereka diterbangkan ke Turki. Dari Turki oleh agensi di sana dikirim ke Libya," tuturnya.

Tiba di Libya, keduanya langsung diserahkan ke majikan dan bekerja di bidang domestik sebagai asisten rumah tangga (ART).

"Jadi, sekitar 7 bulan bekerja sebagai ART, mereka diberikan gaji, tetapi yang menjadi masalah adalah perlakuan majikan yang sering melakukan tindakan kekerasan fisik. Setiap ada sedikit kesalahan, korban dengan gampang dipukul," ujarnya.

Dari pendampingan hukum tersebut, Mizan turut mengungkapkan bahwa keduanya berangkat ke Libya dengan menggunakan visa kunjungan wisata.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut