PMK Meluas di Lotim, Pemdes Turun Tangan Bantu Peternak Biayai Pengobatan

LOMBOK TIMUR, iNews.id - Puluhan ekor sapi di dusun Belet Desa Bagik Payung Kecamatan Suralaga nyaris tak bisa bangun dan kesulitan makan akibat terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi mengalami demam nyaris tidak bisa bangun dan mulutnya mengeluarkan busa.
"Di dusun Reriu kemarin dari jumlahnya 300, hampir semuanya terserang tapi sekarang sudah mulai sembuh," kata Kepala Desa Bagik Payung Payung, Khaidir Taufiq Ramdan, Senin (30/5/2022).
Dikatakan Khaidir, jumlah keseluruhan sapi yang terpapar PMK di wilayahnya sudah mencapai 1.000 lebih dan sebagian besar sudah sembuh setelah mendapat perawatan.
"Kebanyak biaya pengobatan dilakukan secara swadaya, tapi dari desa tetap kita suffort menggunakan dana ketahanan pangan yang dianggarkan dari dana desa," ucapnya.
Sementara itu, dari data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur per tanggal 30 Mei 2022, jumlah sapi terserang PMK mencapai 5.650 ekor. Dari jumlah itu, sebanyak 3.074 sapi telah dinyatakan sembuh dan sisanya masih menjalani perawatan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur Masyhur mengatakan tingginya penyebaran kasus PMK ini disebabkan karena mobilisasi peternak yang berkunjung dari kandang satu ke kandang lain yang terpapar PMK.
"Peternak yang ingin tahu seperti apa sapi yang kena PMK berkunjung ke kandang peternak yang kena PMK, dia balik lagi kandangnya, jarak dua hari akhirnya terkena juga," katanya.
Belum lagi, pengusaha ternak yang ingin membeli sapi, langsung ke kandang yang terjangkit PMK. Ini juga mengakibatkan cepatnya penyebaran virus PMK ke sapi lainnya. Pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus PMK ini. Selain menutup sementara pasar hewan dan sejumlah kandang milik peternak, petugas juga melakukan penyemprotan, memberikan obat dan vitamin.
"Sekarang yang sulit itu isolasi. Yang sulit itu isolasi manusianya. Kalau ternaknya kan diam bisa kita pindah seperti ini," ucapnya.
Soal biaya pengobatan, dia berharap partisipasi para peternak maupun pemerintah desa untuk membantu. Menurutnya, dengan banyak populasi ternak di Lombok Timur tidak mungkin dibiayai semua oleh Pemerintah.
"Peternak bisa melakukan secara mandiri dengan berkoordinasi dengan dokter kita maupun dukungan dari pemerintah Desa seperti yang dilakukan Pemdes Bagik Payung ini. Ini akan sangat membantu," ucapnya.
Editor: Nani Suherni