Simulasi Pengamanan WSBK: Petugas Baku Tembak dengan OTK Menuju Sirkuit Mandalika

LOMBOK, iNews.id - Personel gabungan TNI Polri menggelar simulasi pengamanan rombongan VVIP di ajang World Superbike (WSBK) di sirkuit Mandalika, Lombok, Rabu (10/11/2021). Dalam simulasi tersebut, petugas terlibat baku tembak dengan orang tak dikenal (OTK).
Dari pantauan iNews, berbagai gangguan kambtibas sempat mewarnai kedatangan tamu VVIP yang akan menghadiri event WSBK. Salah satunya aksi freestyle dan kebut-kebutan sekelompok pemotor di tengah jalan.
Tim patroli jalan raya yang mengetahui aksi ini berusaha mengejar dan membuarkan mereka. Petugas pun dibantu aparat bersenjata hingga situasi bisa dikendalikan.
Namun selang beberapa saat, sekelompok masyarakat yang merasa tidak puas dan menginginkan melihat langsung balapan. Mereka pun menggelar demo anarkis hingga terlibat aksi baku dorong dengan aparat.
Pasukan PPH Brimob dan mobil water cannon pun diterjun untuk mengendalikan situasi hingga para demonstran bisa dipukul mundur. Situasi pun kembali bisa dikendalikan.
Simulasi berlanjut ketika pohon tumbang di tengah jalan pun mewarnai perjalanan rombongan VVIP. Petugas dengan sigap berhasil dievakuasi pohon tersebut.
Baru saja rombongan kembali melintas dan melanjutkan, perjalanan tib-tiba sekelompok orang tak dikenal melemparkan bom dan menembaki rombongan. Aksi itu pun dibalas petugas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melihatat simulasi yang digelar sangat baik. Dia pun berharap semua pengaman berjalan baik.
"Luar biasa, saya melihat kekompakan TNI Polri dengan pemda sangat baik. Kita ini punya gawe internasional nantinya," ucap Budi Karya.
Sementara itu, Kapolda NTB, Mohammad Iqbal mengatakan kegiatan ini sebagai gambaran yang akan dilakukan petugas jika terjadi masalah keamanam. Dia pun memastikan semua elemen sudah siap menyambut gelaran WSBK.
Persiapan pengamanan disebutkan telah final dengan dikerahkankannya sebanyak 3.000 personel dari TNI Polri dan Pemprov NTB.
"Insya Allah kami percaya ini. Hari ini adalah gambaran bagaimana kita mengejarkan teori-teori tersebut," ucap M Iqbal.
Editor: Nani Suherni