Suara Prabowo Terancam Tergerus di NTB Pada Pemilu 2024, Ini Penyebabnya
MATARAM, iNews.id - Manuver DPD Partai Gerindra NTB yang mengganti posisi Mori Hanafi dari Wakil Ketua DPRD dinilai bisa berimbas terhadap suara Prabowo Subianto jika maju sebagai calon presiden pada pemilu 2024 mendatang.
Partai Gerindra menerbitkan surat keputusan bernomor 04-0126/Kpts/DPP-GERINDRA/2022. Surat keputusan yang ditanda tangani Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Sekjen Ahmad Muzani itu ditetapkan pada 11 April 2022.
Surat keputusan tersebut sudah dibacakan oleh Sekretaris DPRD NTB Mahdi di hadapan anggota DPRD NTB pada sidang paripurna yang berlangsung Kamis (21/4/2022). Keputusan Partai Gerindra itu kemudian menuai perdebatan publik.
Dosen Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Ihsan Hamid menilai keputusan Partai Gerindra itu dapat berkonsekuensi negatif terhadap Partai Gerindra. Apalagi, NTB merupakan lumbung suara Prabowo Subianto dalam dua kali pilpres.
Satu sisi, kata Ihsan, figur Mori Hanafi merupakan politisi muda berpengaruh di NTB yang dimiliki Partai Gerindra. Dominasi elit partai politik dinilai membuat demokratisasi di partai politik mandek.
Bahkan, secara geopolitik, kata Ihsan, justru merugikan Partai Gerindra. Terlebih, Mori Hanafi merupakan representasi masyarakat Bima. Dia disebut sebagai salah satu sumber elektoral Gerindra di wilayah timur NTB.
“Ya keputusan itu bisa berimbas signifikan jika mereka yang diganti hengkang dari partai. Tapi jika masih bertahan ya imbasnya sekedar saja,” ujar Ihsan, di Mataram Kamis (21/4/2022).
Dikatakan, banyak hal yang diduga melatari pergantian posisi Mori Hanafi. Salah satunya menjelang Pemilu 2024. Pergantian posisi Mori Hanafi ini dikhawatirkan berimbas pada kondusivitas politik NTB.
Menurut Ihsan, sepak terjang Mori Hanafi selama ini sangat luar biasa. Dia bahkan mampu mewarnai dinamika perpolitikan di NTB. Dilihat dari perspektif kerja dan dedikasinya, menurut Ihsan tidak ada alasan mengganti Mori.
“Namun jika keberadaan Mori dianggap seperti memelihara singa karena prestasi dan manuvernya selama ini, bisa saja kemudian agenda 2024 ke depan jadi alasan pergantian tersebut,” ungkapnya.
Menurut Ihsan, banyak hal yang bisa menggerus suara Prabowo Subianto di NTB. Jika dibandingkan dengan sejumlah figur lain seperti Anies Baswesan dan Ganjar Pranowo, tentu suara Parabowo di NTB diprediksi kalah jauh.
Penurunan suara Prabowo Subianto di NTB juga disebabkan ketidak konsistenan sikap Partai Gerindra sebagai oposisi. Prabowo bahkan disebut tidak pandai pencitraan.
“Jika dinamika internal partai Gerindra terus bergejolak, bisa jadi suara Gerindra di NTB pada pemilu 2024 terancam melorot jika tdk menjaga keharmonisan di internal fungsionaris partai,” paparnya.
Perolehan suara Partai Gerinda terancam tergerus jika di tambah pengurus yang diganti atau dirotasi akhirnya memutuskan loncat partai.
Editor: Kastolani Marzuki