Viral Remaja di Lombok Barat Aniaya Sepupu Gara-Gara Status WA, Ujungnya Damai
LOMBOK BARAT, iNews.id - Penganiayaan remaja di Lombok Barat viral di media sosial. Pelaku dan korban masih saudara sepupu.
Korban adalah RH (16), warga Dusun Teratai, Desa Kediri Selatan yang masih duduk di kelas IX SMPN 1 Kediri, Lombok Barat. Dia dianiaya sepupunya, ZDN (15), warga Dusun Bangket Dalam Desa Kediri.
Penganiayaan itu terjadi pada Kamis (17/3/2022) malam pukul 20.30 Wita di Dusun Teratai, Desa Kediri Selatan, Kecamatan Kediri.
Awalnya, korban pada siang hari pukul 13.00 Wita membua WhatsApp dan melihat foto dan status pelaku.
Korban mengomentari status pelaku dengan nada mengolok menyebut foto pelaku seperti orang buang air besar. Komentar itu membuat pelaku emosi dan menantang korban berkelahi.
Malam harinya, sekitar pukul 20.00 Wita, pelaku menelepon korban dan mengajak bertemu di suatu lokasi yang tak jauh dari rumah korban.
Pelaku tak sendiri ke lokasi itu ditemani dua temannya Haerli dan Hadis yang merupakan teman satu kampung.
Pelaku kembali menantang korban, namun tak ditanggapi. Penolakan itu membuat pelaku naik pitam dan memukul korban dengan tangan kosong.
Kendati korban telah menjauh ke ruko, pelaku terus mengejar dan kembali memukuli tubuh korban. Korban berusaha mempertahankan diri dengan menangkis pukulan pelaku.
Mirisnya, kedua rekan pelaku merekam penganiayaan itu. Dalam rekaman video yang beredar itu terdengar suara salah seorang yang merekam, "dendek lek deket lurung, adek wak ye noak ni masih, tarek juluk ntan. (jangan dekat jalan, biarkan sudah, dia belagu juga. Tarik caranya dulu)."
Video tersebut beredar di media sosial. Warga mendorong petugas kepolisian mengusut kasus tersebut.
Namun nenek pelaku dan korban yakni Rohani (60) menolak melanjutkan kasus ini ke proses hukum.
"Antara korban dan pelaku merupakan sepupuan sehingga kasus itu dianggap sebagai kenakalan remaja biasa," ujar Kapolsek Kediri Iptu Heri Santoso, Kamis (24/3/2022).
Menurutnya, pelaku dan korban kini telah beraktivitas seperti biasa.
Editor: Reza Yunanto