Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kecamatan Kilo disiagakan untuk memastikan pelayanan kesehatan pascabanjir berjalan optimal. Upaya ini penting guna mencegah munculnya penyakit akibat genangan air dan kondisi lingkungan yang lembab.
Keterlibatan TNI/Polri, aparatur desa, serta masyarakat mempercepat proses penanganan di lapangan. Pembersihan rumah dan fasilitas umum dilakukan secara gotong royong. Pemerintah daerah pun bergerak cepat dengan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir di Kabupaten Dompu.
Status tanggap darurat tersebut ditetapkan melalui Keputusan Bupati Dompu Nomor 100.3.3.2/348/BPBD/2025, yang berlaku sejak 10 hingga 19 November 2025. Langkah ini memungkinkan pemerintah daerah mengerahkan seluruh sumber daya untuk mempercepat proses pemulihan dan bantuan kepada warga terdampak.
Hingga laporan ini diterbitkan, kondisi air di Dompu sudah berangsur surut. Warga bersama aparat setempat mulai melakukan pembersihan lingkungan dan pemulihan sarana umum secara bertahap. BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi lainnya seiring intensitas hujan yang masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Masih di Provinsi NTB, Kabupaten Bima juga mengalami dua kejadian bencana hidrometeorologi yang terjadi hampir bersamaan, yaitu banjir dan angin kencang.
Banjir melanda empat kecamatan, yakni Sanggar, Bolo, Soromandi, dan Wera, pada Senin (10/11) sekitar pukul 11.40 Wita. Hujan dengan intensitas tinggi sejak pagi hari menyebabkan air meluap ke permukiman warga. Berdasarkan laporan sementara, sebanyak 825 KK atau 2.347 jiwa terdampak, dengan total 739 unit rumah tergenang.
"Selain itu, tujuh akses jalan terputus dan sejumlah lahan pertanian ikut terendam. Beberapa lapak jualan warga di Desa Bajo juga dilaporkan rusak," ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait