Dalam tradisi Bau Nyale itu, ribuan warga dari berbagai daerah turun langsung ke laut untuk memburu cacing laut yang dipercaya merupakan jelmaan Putri Mandalika, karena memiliki jiwa yang bersih dan telah berkorban untuk kesejahteraan masyarakat.
Sang Putri Mandalika memilih terjun ke laut tempat di Pantai Seger, ketika para raja ingin menjadikannya sebagai istri. Namun, dirinya tidak bisa memilih salah satu dari raja tersebut.
Untuk mencegah pertumpahan darah, dirinya terjun ke laut dan ia akan kembali dalam bentuk cacing laut pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan sasak.
Tradisi Bau Nyale diselenggarakan sekitar bulan Februari untuk nyale awal dan Maret untuk nyale akhir di Pantai Seger atau disepanjang pantai selatan Lombok Tengah.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait