Musik keroncong sangat digandrungi Presiden Soekarno. (ilustrasi).

Namun, karena identiknya musik keroncong dengan Bung Karno, pascakejadian gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965, keroncong diidentikkan dengan musiknya para kaum kiri alias sosialis komunis. Karena itu musik keroncong menjadi musuh negara yang tak diperbolehkan dimainkan. 

Pascaperistiwa 65, ada penghentian memainkan lagu keroncong kepada seniman asal Jakarta, yang dianggap menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kesenian yang berafiliasi dengan PKI.

"Ada kasus seorang kakek di Jakarta namanya Supaksi dihentikan karena diindikasikan dia memainkan lagu-lagu yang mengarah (keroncong). Katanya dianggap warnanya orang merah komunis. Padahal dia bukan Lekra. Dia ngamennya memang genre-nya keroncong, tapi dianggap sebagai Lekra," tuturnya. 

Keberpihakan Bung Karno kepada blok kiri di ujung pemerintahannya sebagai presiden juga membuat stereotipe musik keroncong identik dengan komunis juga kian kuat. Hal ini diperparah peristiwa yang ternyata membuat membawa musik keroncong, jadi labelnya PKI kala itu.

"Ambisinya Bung Karno itu (mempromosikan musik keroncong) yang enggak bisa dihilangkan, tapi dari situ dia akhirnya tersandung, mungkin kayak gitu. Makanya pascaperistiwa 65 orang-orang (yang main musik) keroncong itu dianggap pro-Soekarno dan berkomunis," ujarnya.


Editor : Ihya Ulumuddin

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network