SELONG, iNews.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lombok Timur kian meluas. Data dari dinas peternakan dan Kesehatan Hewan setempat per tanggal 25 Mei 2022, jumlah sapi yang terpapar PMK sebanyak 3.368 ekor.
Dari jumlah tersebut, 1.376 atau 40,9 persen sudah dinyatakan sembuh, 41 atau 1,2 persen dipotong paksa. Sisanya masih mendapat perawatan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur, Masyhuri mengungkapkan peningkatan kasus ini akibat mobililisasi ternak dari kandang tidak terkendali. Setelah pasar hewan ditutup, transaksi ternak dilakukan di kandang milik para peternak sehingga ternah yang sebelumnya sehat terpapar PMK.
"Penyebab utamanya, terjadi saling kunjungi antara peternak yang ke peternak lain ke kandang," ujarnya.
"Peternak yang tidak terkena sapinya berkunjung ke peternak yang terkena dan dia kembali ke kandang. Ini yang menyebabkan sapi belum terkena jadi tertular," katanya lagi.
Karna itu, kata Masyhuri, pihaknya terus berupaya menekan jumlah kasus dan mencegah penyebarannya degan melakukan penutupan sementara sejumlah kandang, pasar hewan, kemudian penyemprotan dan pengobatan sapi yang sudah terpapar PMK.
"Karena itu, terus kita sampaikan agar para peternak untuk sementara jangan saling kunjungi untuk mencegah penularan," katanya.
Sementara itu, sampai saat ini pasar hewan Masbagik Lombok Timur masih sepi. Pasar ini ditutup sementara sejak tanggal 16 Mei sampai 6 Juni 2022 untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait