Selain dana operasional karyawan, restoran apung yang dibangun dari KUR itu juga membuatnya lebih safety.
“Ada dana operasional dari berjualan wisata ini. Kalau dari lobster kan harus nunggu untuk panen. Tidak mungkin benur atau lobster ukuran kecil yang kita jual. Butuh waktu sampai ukuran tertentu agar ada keuntungan besar,” ucapnya.
Rumaji menuturkan, pasar terbesar bisnis kuliner dan wisata ini didominasi turis lokal. Saat ini seminggu rata-rata 40 orang berkunjung.
Omzet per bulan dari restoran apung mencapai Rp40 juta. Adapun pendapatan bersih berkisar Rp10 juta. Penghasilan ini cukup untuk menggaji 7 karyawan yang bekerja untuk mengurusi homestay, restoran apung, dan keramba jarring apung (KJA).
Rumaji mengaku berkeinginan untuk memanfaatkan KUR Bank BRI lagi nanti setelah yang dipinjamnya saat ini telah lunas. Dalam benaknya, Rumaji ingin memperkuat modal untuk KJA.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait