Pangdam Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak menerima Buky Mempolong Marenten dari Danrem Lombok Brigjen Rizal (Foto: BNPB)

“Gempa beruntun Lombok adalah sejarah. Sejarah tentang ribuan kali gempa dalam hitungan tiga bulan, Agustus, September hingga Oktober 2018. Peristiwa itu menjadi rekor gempa beruntun terbanyak abad ini,” ujarnya.

Gubernur Zulkieflimansyah menambahkan, melalui proses panjang dan berliku, pada akhirnya bisa melihat hasil yang baik. Bahwa catatan penting proses pembangunan rehab-rekon Pasca Gempa Lombok, mengejawantah sebuah kisah sukses (success story). Lombok senyatanya menjadi best practice penanganan gempa.

“Banyak pihak yang datang studi banding ke Lombok. Bahkan BNPB pun mengadopsi dan merekomendasi cara-cara penanganan rehab rekon gempa Lombok untuk digunakan di daerah lain,” ujar pria yang akrab disapa Bang Zul ini.

Di tempat terpisah, Egy Massadiah selaku koordinator penulisan buku menyambut gembira atas launching buku tersebut.  Egy berharap, buku ini bisa menjadi referensi di seluruh daerah di Indonesia, utamanya yang masuk kategori rawan bencana.

“Kami memberi judul buku ini dengan istilah lokal Lombok, Mempolong Merenteng yang bisa dimaknai sebagai gotong royong. Kita juga tidak menafikan, sukses rehab-rekon pasca gempa Lombok, tak lepas dari keterlibatan banyak pihak, dengan unsur TNI/Polri di garda terdepan,” ujar Egy, yang juga Tenaga Ahli Kepala BNPB.

Yang tak kalah penting, Egy menggarisbawahi apa yang disampaikan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, ihwal pentingnya peran TNI-Polri di setiap fase penanganan bencana alam. Egy pun teringat statemen serupa yang pernah dilontarkan Ketua Komite II DPD RI, Yorrys Raweyai, di NTT beberapa waktu lalu.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network