Dalam menjalankan misi, polwan dan polisi laki-laki tidak dibedakan dalam melaksanakan tugas. Setiap personel harus benar-benar profesional saat melakukan tugas.
"Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, semua punya tugas yang sama. Walaupun dalam situasi hati yang sedang melow dan rindu keluarga, kita tetap harus melaksanakan tugas," katanya.
Dia juga mengakui, selama tugas di Afrika Tengah hal yang paling berat dan harus dua tahan saat rindu dengan keluarga. Biasanya selama dinas di Polda Banten, ketika pulang dinas Iis langsung ketemu sama suami dan anak. Namun sekarang, jarak mereka sangat jauh sehingga menjadi tantangan baginya.
"Saya harus bisa menahan rasa kangen ini, sehingga saya dapat menjalankan tugas dengan baik. Untuk itu, ketika waktu libur saya menyempatkan diri untuk menghubungi suami dan anak-anak. Alhamdulillah dengan adanya kecanggihan teknologi dapat mengurangi rindu saya," katanya.
Di Afrika Tengah, Iis bertugas sebagai Pasukan Taktis pada Pleton Bravo. Dalam satu peleton terbagi menjadi tiga regu. Satu regu berjumlah 10 personel gabungan dari polwan dan polisi laki-laki. Tugasnya sudah diatur bergantian untuk melaksanakan tugas patroli di titik yang sudah ditentukan oleh pihak JTFB Commander.
"Saya sangat bangga bisa mendapatkan tugas misi kemanusiaan di sini. Ini merupakan pengalaman hidup saya yang tidak bisa saya lupakan," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait