Nataliia Voronkova tetap tampil modis dengan high heel saat mengantar bantuan medis ke garis depan pertempuran di Donetsk, Ukraina. (Foto/ABC.net.au)

Voronkova tumbuh dengan cinta obat-obatan, tetapi keluarganya tidak ingin dia mengejarnya cita-citanya. Kedua orang tuanya adalah bankir dan berpikir dia harus mengambil jalur karir yang sama.

Konflik separatis yang dimulai pada tahun 2014 membujuknya untuk belajar kedokteran perang, dan dia akhirnya menerima sertifikasi sebagai instruktur. Dari tahun 2015 hingga Rusia menginvasi Ukraina, Kementerian Pertahanan Ukraina menugaskannya untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi oleh unit tentara di Donbas. 

Sekarang, dia menggunakan teknik pengajarannya sendiri untuk membantu unit melindungi diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka dalam pertempuran. 

"Saya masih mengingatkan ibu saya bahwa ketika saya di kelas 10, saya memiliki kotak berisi pil (over-the-counter), dan semua teman saya di sekolah tahu saya punya obat untuk semuanya," ungkapnya. 

"Sayangnya, saya tidak bisa mengejar impian saya. Tapi hari ini saya melaksanakannya dengan memberikan bantuan," ujarnya.

Darurat militer membuat barisan pembela Ukraina membengkak, tetapi banyak dari mereka yang telah bergabung dengan militer selama perang memasuki bulan keenam tidak memiliki pengalaman tempur atau persediaan yang mereka butuhkan.

“Rasanya seperti tahun 2014. Kami membutuhkan peralatan P3K dan seragam untuk pertahanan teritorial. Saya pikir itu dibuat dengan hampir tidak ada waktu untuk mengalokasikan anggaran untuk mereka. Oleh karena itu, mereka membutuhkan dukungan dari sukarelawan,“ ucap Voronkova.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network