Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965, tidak lepas dari insiden berdarah, Gerakan 30 September (G30S) Partai Komunis Indonesia (PKI). (Foto: Istimewa).

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)

Sekitar lima bulan setelah peristiwa G30S/PKI, tepatnya pada 11 Maret 1966 Presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret. Surat perintah dari Presiden Soekarno tersebut memiliki kekuasaan yang tidak terbatas bagi Soeharto. 

Saat itu, Soeharto masih menjabat sebagai Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib). Lalu, Soeharto diminta menentukan “langkah-langkah” yang sesuai demi memulihkan keadaan supaya kembali tenang untuk nantinya dibuat sebuah keputusan.

Saat itu, PKI dilarang berada maupun berdiam di wilayah Indonesia. Pimpinan PKI terus memberikan imbauan kepada para pendukungnya untuk mengikuti setiap kewenangan yang diberlakukan oleh Soekarno. 

Selaku pemimpin PKI, D.N. Aidit, kemudian tertangkap dan dibunuh oleh TNI dalam upaya pelariannya pada 24 November 1966. Sementara itu, mengingat jasa-jasanya, Presiden Soekarno tetap dipertahankan namun hanya sebagai presiden tituler diktatur militer hingga Maret 1967.

Pencetusan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

Adanya Insiden pembantaian pada 30 September tersebut melatarbelakangi penetapan Hari Kesaktian Pancasila. Pada 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, hari di mana Pancasila memiliki kesaktian yang tidak dapat digantikan oleh paham apapun. 

Pancasila dilahirkan pada 1 Juni 1945 dengan Presiden Soekarno sebagai penggalinya. Soekarno sebagai penggali Pancasila tidak pernah menjadikannya sebagai pusaka sakti. 

Pancasila lahir secara wajar dan sesuai dengan keadaan objektif saat itu. Namun, dalam perkembangannya pada masa pemerintahan Soekarno, Pancasila mulai diterima oleh bangsa Indonesia sebagai dasar berbangsa dan bernegara. 

Sementara di sisi lainnya, pemberontakan kaum reaksioner DI/TII, PRRI/Permesta dan tindakan mereka yang membentuk Dewan Gajah, Dewan Banteng dan sebagainya kemudian mampu dihancurkan dengan dukungan rakyat Indonesia.

Pada masa pemerintahan Soeharto (Orde Baru), film mengenai pembantaian G30S PKI biasanya diputar dan dipertontonkan melalui media televisi nasional. Tujuannya, untuk mengenang kejadian tersebut, bahkan hingga saat ini masih selalu dilaksanakan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di lokasi Lubang Buaya. 

Setelah melakukan upacara, kemudian dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP Kalibata.

Bukti Pengamalan Butir-butir Pancasila

Berikut ini beberapa pengamalan mengenai ideologi negara yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

- Menghormati orang lain yang memiliki perbedaan keyakinan ketika melakukan prosesi ibadah sesuai dengan keyakinan mereka.

- Bersikap sopan santun ketika berbicara kepada orang lain seperti tetangga, saudara ataupun kepada teman.

- Ikut menjaga keamanan lingkungan setempat.

- Melaksanakan pemilihan ketua setempat seperti pemilihan RT/Kepala Desa dll secara musyawarah dan mufakat.

- Menghargai atas hak orang lain.

Demikian ulasan mengenai sejarah hari kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 yang dilatarbelakangi oleh insiden berdarah G30S PKI. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network