Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berpotensi unggul di NTB dalam Pilpres 2024. (Foto: Istimewa).

Dia menyampaikan, untuk pertama kali dalam sejarah, dalam Pemilu 2024 di NTB, jumlah pemilih muda akan begitu dominan karena mencapai 2,1 juta atau setara dengan 54 persen dari total jumlah pemilih.

Perubahan dalam demografi pemilih dinilai dapat memengaruhi strategi kampanye karena kontestan pilpres perlu lebih memperhatikan kelompok pemilih tertentu. Dengan cara itu, kata Didu, kesadaran pemilih bakal meningkat. Dan lagi-lagi, berdasarkan kajian Mi6, pasangan Ganjar-Mahfud sudah selangkah lebih maju dalam hal ini dibanding kandidat lainnya.

”Sudah sangat pasti, Pemilu 2024 bakal melibatkan penggunaan teknologi kampanye yang lebih canggih, seperti analisis data yang mendalam, pemilihan cerdas, dan penggunaan kecerdasan buatan untuk memahami preferensi pemilih dan merancang strategi kampanye yang lebih efektif,” ucapnya.

Tokoh Sentral dan Mesin Partai

Di sisi lain, perbedaan lanskap Pemilu 2024 dengan Pemilu 2019 terlihat jelas dari perubahan signifikan dalam hal aliansi partai. Tak bisa ditampik, dinamika politik kata Didu sudah pasti mengalami pergeseran akibat kemunculan aliansi baru tersebut. Dan dalam banyak pengalaman di berbagai negara, hal tersebut justru memunculkan dan melahirkan pemimpin baru.

Kemunculan aliansi baru, juga akan selalu identik dengan munculnya tokoh-tokoh sentral dalam hal arah dukungan mereka kepada kandidat tertentu dalam Pilpres. 

Didu mengungkapkan, Mi6 melihat bagaimana pasangan Ganjar-Mahfud sudah sangat menyadari hal ini sehingga terlihat aksi nyata mereka dalam hal membangun dan membentuk aliansi dengan tokoh-tokoh lokal dan mendapatkan dukungan dari partai politik yang sudah pasti berkontribusi besar dalam memperkuat basis politik pasangan ini di NTB.

Yang tidak boleh dilupakan kata Didu, yaitu bagaimana NTB merupakan provinsi yang memiliki keragaman budaya dan agama. Karena itu, bergabungnya sejumlah ulama dan pemimpin-pemimpin keagamaan dan Ormas Islam di NTB dalam barisan Ganjar-Mahfud, sudah pasti akan juga memberikan dampak yang signifikan pula.

Dalam hal ini, Mi6 juga melihat bagaimana tokoh-tokoh kunci di partai-partai utama yang menjadi motor penggerak penyokong kandidat Capres dan Cawapres dalam Pilpres 2024, sudah sangat jauh berbeda dibanding Pemilu 2019. 

Tokoh-tokoh utama tersebut, bahkan dalam Pemilu Serentak 2024, tidak lagi ikut bertarung. Dan hal ini, justru banyak menimpa Partai Gerindra yang menjadi motor penggerak utama Prabowo Subianto. 

Didu mengungkapkan, kehilangan sosok H Bambang Kristiono tak bisa ditampik, akan memberi dampak besar terhadap perolehan suara Gerindra, yang juga diyakini berimbas kepada suara Prabowo dalam Pilpres.

Sementara saat yang sama, tokoh-tokoh sentral di pasangan Ganjar-Mahfud justru masih sangat aktif dan kian intens dalam hal bergerak dan solid memenangkan pasangan ini di NTB.

”Mendapati tokoh-tokoh sentral seperti H Rachmat Hidayat, TGB HM Zainul Majdi, dan H Muzihir dalam satu barisan yang menyokong pasangan Ganjar-Mahfud di NTB, akan melawan akal sehat jika mengatakan kalau mereka tidak akan memberi pengaruh besar terhadap potensi keunggulan pasangan Ganjar-Mahfud di NTB,” ucapnya.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network