Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Lalu Fatwir Uzali (Foto: Antara/Nirkomala)

Sedangkan untuk laki-laki, lanjutnya, hanya disarankan untuk mengunakan sapuq (ikat kepala khas Suku Sasak) dan sarung untuk bagian bawahnya. Tapi untuk atasan bisa bebas tidak harus pakai pengon (Baju khas Suku Sasak).

"Untuk atasannya, bisa pakai baju sekolah bisa, baju kaos bisa atau lainnya, tapi yang jelas bawahnya pakai kain. Kainnya pun, bisa sarung atau lainnya. Intinya, kita tidak ingin memberatkan siswa dan orang tua," katanya.

Lebih jauh Fatwir mengatakan, kebijakan itu diterapkan untuk menggali kembali potensi budaya lokal. Hal ini juga sudah dilakukan dua tahun yang lalu sebelum pandemi Covid-19 yang disebut dengan Sabtu Budaya.

"Jadi sekarang kita hidupkan lagi. Bahkan pada hari penggunakan pakai adat, kita juga meminta anak-anak dan guru menggunakan bahasa Sasak," ucapnya.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network