MATARAM, iNews.id – Keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah anugerah. Keragaman ini pun harus disyukuri dan diterima dengan baik.
Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB HM Zainul Majdi mengatakan, menerim keragaman dalam Islam sesuatu yang otentik, bukan siasat ataupun strategi.
“Menghormati keragaman ini bukan hanya sebagai bangsa supaya aman dan damai,” katanya, dalam silaturahmi TGB Center di Mataram, Senin (30/5/2022).
Dijelaskan, toleransi itu otentik dan genuine dalam Islam. Toleransi bukan sesuatu yang pragmatis, hari ini dilakukan karena ada kebutuhan, kemudian di lain kesempatan tak butuh lagi toleransi.
“Bukan seperti itu. Sikap toleran itu bagian yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad,” sambungnya.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini melanjutkan, Nabi Muhammad begitu menghormati keragaman. Bicara prilaku sosial dalam keputusan nabi tak sekadar baik dan adil, ada afirmasi sebagai peneguhan.
“Misalnya, orang Yahudi tinggal bersama rasul. Sirah mencatat katib (sekretaris) beliau itu Yahudi. Ya, kalau Nabi presiden, sesnegnya Yahudi,” bebernya.
Hal lain yang dilakukan nabi mempersilahkan Kristen Najran menggelar misa di Masjid Nabawi. Dikisahkan, umat Kristen Najran saat itu ingin berjumpa Nabi Muhammad, kemudian mereka tiba di waktu Asar dan harus beribadah.
“Memang tak dapat diambil harfiah, tentu situasinya berbeda. Tapi ini menunjukkan, toleransi itu otentik, toleransi kebebasan beragam kuat dijaga dalam Islam,” ucapnya.
“Kalau ada umat Islam membakar gereja, itu siapa nabinya,” sambung TGB.
TGB mengingatkan, jangan sampai karena urusan pribadinya terganggu, dianggap yang non muslim menyakiti. Kemudian dibawa hawa nafsu dan dendamnya hingga pada soal agama.
“Urusan pribadi lalu kita seret-seret soal agama. Padahal sebenarnya tak ada urusan dengan itu (agama),” tutupnya.(*)
Editor : Febrian Putra
toleransi otentik islam dan keragaman ajaran toleran islam contoh nabi muhammad pesan tgb tgb tgb ketua oiaa tgb zainul majdi
Artikel Terkait