Karena itu, pemimpin sejatinya berkhidmat untuk kepentingan rakyat. Bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Seorang pemimpin kata TGB harus mengutamakan kepentingan bangsa dengan memaanfaatkan seluruh potensi sumber daya manusia alam, mengelola tata pemerintahan dengan baik untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Itulah bagian dari sayyidul qoum khodimun, yaitu semangat melayani publik, masyarakat atau rakyat, dan itu harapan kita dalam konteks kepemimpinan nasional," tuturnya.
TGB mengatakan, pemimpin yang lahir dari proses demokrasi haruslah pemimpin yang melayani. "Memiliki etos kerja yang kuat dan bisa menjadi lokomotif bagi kemajuan bangsa," katanya.
Editor : Ihya Ulumuddin
Artikel Terkait