Dikunjungi Gubernur NTB, Masyarakat Gili: Lindungi Kami yang Lahir dan Besar di Sini Pak

MATARAM, iNews.id - Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, mengunjungi Desa Gili Indah Kabupaten Lombok Utara, Jumat (30/7/202). Masyarakat Gili Terawanga pun menyampaikan harapannya perlindungannya kepada pemprov atas pengelolaan oleh PT GTI.

Kepala Dusun Gili Terawangan, Husni menyampaikan rasa bangganya atas kunjungan Gubernur NTB. Kedatangan Gubernur mampu memberikan ketenangan secara psikologi kepada masyarakat.

Video Kanwil Kemenkumham NTB Salurkan Bantuan 500 Paket Sembako

"Baru kali ini kami bisa berdialog dengan Gubernur Zulkieflimansyah," katanya.

"Termasuk persoalan GTI ini juga pemerintah berpihak kepada masyarakat," ucapnya lagi.

Satgas Investasi Terlibat Pembahasan GTI, Gubernur NTB: Jangan Ada Informasi Tak Lengkap

Sementara itu, Hadi salah seorang masyarakat, meminta gubernru meninjau kembali tentang asal muasal dan kepemilikan HGU sehingga terbit izin kontrak kepada GTI

"Sehingga keputusan tentang pengelolaan lahan berpihak kepada masyarakat," kata Hadi.

Penyidik Polda NTB Ungkap Dugaan Keterlibatan Mantan Kapolsek di Kasus STKIP Bima

Sejak nenek moyang, banyak generasi seangkatannya lahir dan besar di Gili Trawangan. Sementara mewakili kaum perempuan, Dilla (37) warga Gili, memohon agar pemerintah bersama Gubernur melindungi hak-haknya sebagai warga negara.

"Kami mohon sebagai masyarakat lindungi kami pak gubernur, kami lahir dan besar disini," katanya.

Hal senada disampikan Hasan, Koordinator Komite Sekolah se-Gili Trawangan. Dia mengaku bahwa ada tiga sekolah tingkat TK/Paud, SD, SMP dan SMA dengan jumlah siswa 450 peserta didik.

Dia menilai bila persoalan ini berlanjut maka proses pendidikan akan terganggu. Maka dia berharap agar persoalan PT GTI dapat terselesaikan dengan memihak kepada kepentingan anak-anak bangsa ini.

"Anak-anak ini generasi penerus bangsa. Maka mari kita jaga dan rawat mereka. Masa depan anak-anak dan Gili Trawangan ada pada pemerintah. Kami yakin pemerintah melindungi masyarakatnya," katanya.

Editor: Nani Suherni