Keroncong, Musik Asli Indonesia Kesukaan Bung Karno yang Pernah Dilabeli PKI
MATARAM, iNews.id – Musik keroncong sangat digandrungi Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno. Saking cintanya, Proklamator kemerdekaan Indonesia itu kerap mempromosikan musik keroncong ke luar negeri.
Sejarawan dan peneliti keroncong Rakai Hino Galeswangi, menuturkan, Bung Karno dalam biografinya pernah menuturkan bahwa genre musik keroncong inilah yang menjadi favoritnya. Sebab musik ini merupakan produk asli Indonesia.
"Bung Karno menyimpulkan (musik keroncong) punyanya Indonesia, bukan punya luar (negeri). (Dia bilang) Indonesia adalah saya, saya adalah Indonesia, maka harusnya produk apa pun Indonesia harus saya munculkan," kata Rakai Hino Galeswangi.
Bahkan, kecintaannya membuat Bung Karno pernah menyumbang genre musik keroncong. Sang proklamator ini menganggap keroncong merupakan produk asli Indonesia.
"Bung Karno pernah menyumbang dan menggandrungi juga musik keroncong. Dia senang banget musik keroncong itu. Beliau menganggap inilah produk Indonesia asli," tuturnya.
Tercatat Bung Karno pernah memutarkan musik keroncong yang jadi favoritnya saat kunjungannya ke Belanda dan beberapa negara lainnya. Hal itu membuat musik keroncong menjadi kian dikenal di beberapa negara, sebagai musik asli Indonesia.
Namun, karena identiknya musik keroncong dengan Bung Karno, pascakejadian gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965, keroncong diidentikkan dengan musiknya para kaum kiri alias sosialis komunis. Karena itu musik keroncong menjadi musuh negara yang tak diperbolehkan dimainkan.
Pascaperistiwa 65, ada penghentian memainkan lagu keroncong kepada seniman asal Jakarta, yang dianggap menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kesenian yang berafiliasi dengan PKI.
"Ada kasus seorang kakek di Jakarta namanya Supaksi dihentikan karena diindikasikan dia memainkan lagu-lagu yang mengarah (keroncong). Katanya dianggap warnanya orang merah komunis. Padahal dia bukan Lekra. Dia ngamennya memang genre-nya keroncong, tapi dianggap sebagai Lekra," tuturnya.
Keberpihakan Bung Karno kepada blok kiri di ujung pemerintahannya sebagai presiden juga membuat stereotipe musik keroncong identik dengan komunis juga kian kuat. Hal ini diperparah peristiwa yang ternyata membuat membawa musik keroncong, jadi labelnya PKI kala itu.
"Ambisinya Bung Karno itu (mempromosikan musik keroncong) yang enggak bisa dihilangkan, tapi dari situ dia akhirnya tersandung, mungkin kayak gitu. Makanya pascaperistiwa 65 orang-orang (yang main musik) keroncong itu dianggap pro-Soekarno dan berkomunis," ujarnya.
Sementara itu pendiri Museum Musik Indonesia (MMI) Hengki Herwanto mengakui, Bung Karno merupakan pencinta musik keroncong. Bahkan, ada salah satu album yang berisikan lagu-lagu pilihan Presiden Republik Indonesia pertama, Ir Soekarno.
"Jadi ada salah satu album dalam koleksi kita menunjukkan bahwa Bung Karno merupakan pencinta musik nasional, termasuk keroncong. Jadi dalam album itu, isi lagu-lagunya itu merupakan pilihan Bung Karno," kata Hengki.
Album itu berhasil didokumentasikan dan diarsipkan dalam bentuk digital. Tujuannya semata-mata demi dapat mengabadikan bukti-bukti otentik sejarah bangsa agar tak hiang ditelan zaman, serta tetap bisa diakses masyarakat luas.
"Keroncong sebagai musik yang lahir di negara kita perlu diperkenalkan, disosialisasikan, dan diedukasikan ke generasi muda, untuk memahami warisan budaya bangsa kita," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin