Produksi Tepung Glukomanan, PT Rezka Nayatama Bangun Pabrik Porang di Lombok Barat

LOMBOK BARAT, iNews.id- Tindaklanjut terhadap potensi pertanian Porang di Kabupaten Lombok Barat, dalam waktu dekat pabrik pengolahan bakal dibangun di daerah ini. Pabrik Porang nantinya akan memproduksi Tepung Glukomanan.

Bupati Lombok Barat (Lobar) Fauzan Khalid didampingi Wakil Bupati Lobar Sumiatun menghadiri seremoni pembangunan Pabrik Pengolahan Tepung Glukomanan di Desa Sekotong Barat.

Baca Juga

Pemprov NTB Kebut Pembangunan Sirkuit MXGP Samota Sumbawa

“Pabrik ini nantinya akan memproduksi tepung Glukomanan yang berbahan baku dari umbi Porang,” katanya, Jumat (27/5/2022).

Adapun Pabrik Porang yang akan dibangun di Sekotong Barat ini investasi dari PT  Rezka Nayatama. Ladang porang di Pulau Lombok tersebar di Lombok Tengah, Lombok Utara, sebagian Lombok Timur, dan sebagian Lombok Barat. 

Baca Juga

Gempa Terkini M4,4 Guncang Lombok Barat NTB Rabu Pagi, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Dijelaskan, nantinya, produk tepung Glukomanan dari pabrik yang akan mulai dibangun di Lombok Barat juga ditujukan untuk ekspor.

Saat ini, PT Rezka Nayatama bersama Chongqing Xinlai Agricultural Products Development Co Ltd sudah mencapai kesepahaman ekspor tepung Glukomanan. 

Baca Juga

Viral Ibu Hamil Seberangi Sungai Pemoles, Ketua Perindo NTB : Miris, Dekat Sirkuit Mandalika

“Ekspor dari pabrik ini diharapkan berkontribusi meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke China,” sambungnya.

Mengutip data Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada 5.000 hektare lahan Porang di seluruh Lombok. Dinas Pertanian bersama Dinas Kehutanan Provinsi NTB mencoba memperluas kebun porang menjadi 340.000 hektare di seluruh NTB. Perluasan dilakukan memanfaatkan lahan kritis di NTB.

Baca Juga

Kisah Polisi asal NTB Berjuang agar Lolos Seleksi Pasukan Perdamaian di Afrika Tengah

Selama ini di Pulau Lombok belum ada pabrik porang. Pabrik di Sekotong Barat, ini menjadi tempat pertama pengolahan tepung Glukomanan. Tepung ini merupakan bahan baku kosmetik, farmasi, dan pangan.(*)

Editor: Febrian Putra