TGB Hadiri Dzikrol Hauliyah ke-58 MQDH, Minta Santri Luruskan Niat dalam Menuntut Ilmu
Mengutip Kitab Bidayatul Hidayah, TGB memaparkan merugilah orang yang menuntut ilmu dengan niat sengaja menyaingi orang, membanggakan diri, seolah paling baik dari yang lain, ingin menjadi pusat perhatian orang, atau bahkan mengejar benda dunia baik berupa uang, jabatan, dan puji-pujian dari orang lain.
"Imam Al-Gazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah mengatakan menuntut ilmu dengan niat seperti itu bagaikan orang yang menghancurkan agamanya. Bagaikan perdagangan yang sia-sia, bahkan merugikan pemberi ilmu seperti menjual pedang kepada pembegal," ujar TGB.
Tidak hanya itu, TGB mengingatkan kepada santri baru untuk tetap fokus dalam menuntut ilmu. Salah satunya tidak memicu bibit permusuhan dengan menghadirkan niat untuk menyaingi orang. Tidak menyombongkan diri, karena kesombongan itu, dinilai tidak pantas bagi orang berilmu.
Tokoh ahli Tafsir Alquran itu mengatakan, selain menuntut ilmu, para santri baru juga harus taat kepada guru, pembimbing, para asatidz dan tuan guru. Salah satu keberhasilan atau ilmu yang bermanfaat itu, menurut TGB adalah karena doa para guru.
"Imam Sayyid Hasan Al-Masyad yang merupakan salah satu guru Maulana Syech TG KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid menyampaikan selalu mengikut sertakan muridnya dalam setiap doanya. Imam Sayyid selalu menyampaikan bahwa dia sayang terhadap siapa saja yang menyayangi muridnya. Maka marilah kita menghormati guru karena doa guru merupakan energi perjuangan," ucap TGB.
Dia mengajak para santri untuk menyambung hubungan batin kepada seluruh para guru, asatidz, dan terutama para Tuan Guru. Menurutnya, menuntut ilmu itu bukan sekadar pekerjaan dzahiriyah, tapi juga batiniyah.
"Doa guru itu semahal-mahal ilmu yang barakah," ucapnya.
Editor: Reza Yunanto