YOGYAKARTA, iNews.id - Fenomena ngemis online dengan mandi lumpur masih menjadi pembahasan di media sosial. Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Derajat Sulistyo Widhyarto pun angkat bicara.
Derajat menuturkan, fenomena ini akan hilang sendirinya jika netizen tidak merespons.
"Kalau tidak disawer oleh netizen itu hilang dengan sendirinya," kata Derajat, Jumat (20/1/2023).
Menurut dia, pemerintah tidak perlu mengeluarkan regulasi khusus berkenaan dengan fenomena baru tersebut. Pemerintah hanya perlu mengedukasi pengguna medsos agar tidak mendukung upaya-upaya untuk memanfaatkan rasa belas kasihan orang lain guna mendapat keuntungan di medsos, yang kadang dilakukan dengan mengeksploitasi warga rentan.
"Saya kira netizen bukan orang bodoh. Memang kadang kala mereka bisa mengutamakan emosi sehingga memberikan saweran karena kasihan," katanya.
Menurut dia, pengguna media sosial di Indonesia perlu dididik supaya tidak mendukung tindakan eksploitasi di platform media sosial. Derajad juga mengemukakan bahwa di antara pengguna medsos ada yang menganggap aksi mengemis via daring sebagai tontonan yang menghibur.
Dia menyebut sikap itu sebagai salah satu tanda kemunduran atau krisis sosial dalam masyarakat yang terjadi akibat efek samping perkembangan cepat teknologi informasi.
"Mereka mengikuti zaman, artinya kalau secara sosial pengemis itu tetap ada, cuma sekarang instrumennya saja yang berbeda," ucapnya.
Editor : Nani Suherni