Denny mengatakan, dengan dibukanya tugu titik nol Kota Mataram itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak provinsi agar dua kantor milik provinsi yang ada di belakang tugu dapat dijadikan tempat parkir pengunjung.
"Tujuannya, guna menghindari pengunjung parkir dipinggir jalan, kita akan arahkan masuk ke areal kantor milik provinsi di bagian belakang agar pengunjung bisa berswafoto atau mengabadikan titik nol kilometer Mataram," katanya.
Sementara untuk potensi munculnya pedagang kaki lima (PKL), Denny menilai peluang terhadap potensi PKL sangat kecil, sebab jalan tersebut merupakan jalur utama. Dia menambahkan, pembangunan titik nol kilometer Kota Mataram, dibangun dengan anggaran APBD Kota Mataram Rp150 juta, di atas lahan sekitar 48 meter yang merupakan lahan milik Pemerintah Provinsi NTB.
Konsep pembangunan tugu dan taman titik nol kilometer Mataram sarat dengan kearifan lokal, seperti warna emas yang khas suku sasak serta lambang bintang yang menandakan warga kota religius.
Sementara konsepnya ke depan, tugu titik nol kilometer itu akan dilengkapi dengan taman serta fasilitas pendukung lainnya.
"Dengan demikian, ke depan kawasan titik nol kilomter Mataram bisa menjadi satu destinasi baru di kota ini, dan Nusa Tenggara Barat secara umum," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait