Meski penghasilannya sebagai guru honorer pas-pasan, Muhidin selalu berupaya memenuhi kebutuhan anaknya. Saat sang anak menyampaikan keinginan untuk berkuliah di UGM, awalnya Muhidin merasa berat dan khawatir untuk melepas anaknya menimba ilmu yang jaraknya lebih 800 kilometer. Terlebih, biaya untuk menyekolahkan Indah di perantauan tidak sedikit.
Kabar bahagia datang ke Muhidin ketika anaknya dinyatakan mendapatkan subsidi UKT 100 persen dari UGM. Saat itu, dia dan anaknya terkejut bukan main hingga sang anak harus memeriksa layar beberapa kali. Dia pun turut memeriksa layar Simaster anaknya dan mendapati bahwa benar, kuliah sang anak di UGM gratis hingga lulus nanti.
Kini, dia dan Indah tinggal menunggu pengumuman beasiswa KIP Kuliah.
“Saya sangat merasa terbantu dengan adanya subsidi UKT, khususnya dalam keadaan ekonomi yang sulit seperti ini,” ucapnya.
Menjelang keberangkatan Indah ke Yogyakarta, Muhidin tak henti-hentinya memberikan nasihat. Dia mengingatkan anaknya untuk selalu menjaga tutur kata dan perilaku di tanah rantau, serta memanfaatkan subsidi yang diterima secara maksimal. Tak lupa, dia juga berpesan agar anaknya selalu disiplin menunaikan shalat lima waktu.
“Nanti, setelah di Yogyakarta, jaga diri baik-baik. Jaga baik-baik apa yang keluar dari mulut sebab bila salah, itu bisa membahayakan. Bertutur kata yang lemah lembut, sabar, dan jangan lupa sholat,” ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait