4 Buah Langka Jadi Nama Daerah di Jakarta, Nomor 3 Kawasan Elite Para Pejabat
Jumat, 07 Oktober 2022 - 11:08:00 WIB
Faqihah Husnul Khatimah
2. Gandaria, Jakarta Selatan
Buah langka jadi nama daerah di Jakarta selanjutnya buah Gandaria (bouea macrophylla). Buah gandaria memiliki nama lokal dari setiap daerah, antara lain jatake, remieu (Aceh), dandoriah (Minangkabau), dan masih banyak lagi.
Melihat dari bentuknya, buah gandaria mirip buah mangga, tetapi lebih kecil. Gandaria muda berwarna hijau dan sering dijadikan rujak atau sambal. Gandaria matang berwarna kuning dengan rasa kecut dan manis.
Buah gandaria berasal dari Asia Tenggara, tetapi sudah menyebar sampai ke India. Namun, buah gandaria agak sulit ditemukan di Indonesia hingga cenderung langka. Pohon gandaria sangat suka tumbuh di daerah tropis basah dengan ketinggian 300-850 meter di bawah permukaan laut.
Editor: Nani Suherni
Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari!
Follow
Artikel Terkait
Jateng
3 bulan lalu
Belajar Sejarah Perbankan, Wartawan Jateng Kunjungi Museum Bank Indonesia
Jabar
4 bulan lalu
1 Mei, 10.000 Buruh Karawang Berangkat ke Jakarta
Regional
5 bulan lalu
Itinerary Liburan 3 Hari 2 Malam di Jakarta, Seru dan Asyik
Jabar
5 bulan lalu
Arus Balik Lebaran di Tol Cipali Meningkat, 57.300 Kendaraan Melintas ke Arah Jakarta
Jabar
5 bulan lalu
Arus Balik Lebaran di Tol Cipali Ramai Lancar, One Way Belum Diberlakukan
Jabar
5 bulan lalu
Arus Balik H+3 Lebaran di Tol Cipali, 6.600 Kendaraan Masuk ke Jakarta
Berita Terkini
NTB
4 jam lalu
3 Jalur Alternatif ke Gunung Rinjani yang Wajib Diketahui Pendaki
NTB
2 hari lalu
25.964 Mahasiswa Terima Bantuan KIP Kuliah Rp171,3 Miliar dari Kemenag
NTB
2 hari lalu
5 Trik Makeup Natural yang Tahan Lama Sepanjang Hari
NTB
5 hari lalu
Apresiasi Pejuang Pendidikan, Legislator Perindo Lombok Barat Berikan Umrah Gratis Guru Ngaji
NTB
6 hari lalu
Gubernur NTB Kumpulkan Aktivis, Serukan Penyampaian Aspirasi secara Damai
NTB
6 hari lalu
Kecelakaan Truk Angkut Dedak Masuk Jurang di Lombok Tengah, Sopir dan Kernet Kritis