Ini Harta Rampasan Perang yang Diminta Raja Taliwang Dikembalikan Belanda

SUMBAWA, iNews.id - Raja Taliwang Kesultanan Sumbawa Dinasti Poros Abbasiyah Muhammad Syahril Amin menyurat ke pemerintah Kerajaan Belanda untuk meminta harta rampasan perang pada 1908. Surat tersebut ditujukan dalam hal ini kepada Dubes Belanda di Jakarta.
Syahrir yang menyebut dirinya bergelar Sultan Muhammad Kaharuddin III meminta pemerintah kerajaan Belanda untuk mengembalikan aset milik rakyat Taliwang yang dibawa tentara Belanda dalam perang pada 26 Maret hingga 11 April tahun 1908. Ketika itu pasukan Belanda mendarat di Pelabuhan Balad Taliwang dengan perlengkapan perang lengkap.
Dalam surat tersebut ada beberapa barang rampasan perang yang diminta agar dikembalikan sesuai dengan dokumen pihak Belanda. Dokumen kerajaan Belanda ini telah dipublikasikan beberapa bulan lalu.
“Dokumen itu menyebutkan ada barang sitaan perang tahun 1908 yang dibawa ke Belanda,” ujar Syahril, Rabu (3/11/2021).
Berikut barang sitaan yang dibawa Belanda:
Dia mengatakan surat itu diharapkan segera ditindak lanjuti lantaran saat ini mulai banyak barang sitaan Belanda di Nusantara yang dikembalikan secara bertahap.
Menurutnya, barang sitaan itu tercantum dalam dokumen Koran Delpher Detail.
“Semua masih di tangan mereka. Tinggal tunggu sikap mereka atas surat kami tersebut,” katanya.
Dia mengaku tidak main-main sebab itu semua menurutnya ada di dokumen ANRI. Dia mengaku sebagai penerus Sultan Muh Kaharuddin II sesuai dengan sejarah. Syahril juga menunjukkan hirarki kerajaan tersebut.
Dalam sejarahnya, Taliwang merupakan Lembah Bani Abbasiyah terakhir yang dibumi hanguskan penjajah. Peperangan itu menelan banyak korban jiwa termasuk Wazir/Perdana Menteri Kerajaan Taliwang Kesultanan Sumbawa Sayyid Muhammad Unru Ibnu Sayyid Muhammad Saleh (Lalu Unru bin Lalu Alleh), beserta istri dan tiga anaknya serta sembilan lainnya.
Dia berharap pemerintah Belanda membuka akses seluas-luasnya guna dapat menelusuri jejak sejarah dan barang sitaan yang dibawa tentara Belanda.
Editor: Donald Karouw