Pemuda yang Mengaku Disodomi 3 Pria di Pantai Ternyata Berbohong, Motif Cari Sensasi
SUMBAWA, iNews.id – Kisah tragis pemuda berinisial DN (19) yang mengaku diperkosa dan dianiaya tiga pria di Pantai Baru, Desa Labuan Sumbawa, Kecamatan Badas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) ternyata hanya cerita karangan. Peristiwa ini sebelumnya sempat viral di media sosial.
Kebohongan laporan DN di Polres Sumbawa terbongkar setelah dilakukan visum et repertum dan pemeriksaan lanjutan.
Kasat Reskrim Polres Sumbawa Iptu Ivan Roland Cristofel membenarkan cerita bohong DN yang menggemparkan Kabupaten Sumbawa tersebut.
“Setelah dilakukan visum tidak ditemukan adanya tanda kekerasan akibat pelecehan seksual. Kemudian tidak ditemukan bekas ataupun tanda kekerasan akibat penganiayaan seperti apa yang dilaporkan DN," ujar Ivan, Rabu (12/1/2022).
Selain itu polisi juga sudah memeriksa penjaga lokasi Pantai Baru sebagai lokasi yang disebutkan DN sebagai TKP kejadian. Penjaga mengungkapkan, setiap malam pintu gerbang masuk ke lokasi selalu di tutup dan terkunci.
“Setelah menelusuri, kami melakukan pemeriksaan tambahan terhadap DN, dia mengakui laporan penganiayaan dan pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi. Dia hanya ingin mencari sensasi dan akan mempertanggungjawabkan kebohongannya,” kata Kasat.
Sebelumnya, DN yang merupakan pekerja salah satu kafe di Sampar Maras ini mengaku disodomi tiga orang tidak dikenal. Tidak saja disodomi, dia juga dianiaya hingga uangnya senilai Rp550.000 dirampas. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (6/1) pukul 02.30 WITA di Pantai Desa Labuan Sumbawa, Kecamatan Badas.
Dalam laporannya, DN mengaku disodomi bergilir oleh tiga pria. Dia berusaha berontak namun salah satu pelaku mencekik leher dan memukulnya dan kondisi kesakitan.
Usai melancarkan aksinya, para pelaku meninggalkan korban yang meringis. DN lalu berusaha mencari pertolongan, tapi tidak seorang pun yang menolongnya. Setelah itu dia sempat pulang ke kosnya dan melapor ke Polres Sumbawa. Namun seluruh ceritanya tersebut ternyata hanya karangan belaka.
Editor: Donald Karouw