Sosok Van Der Mark, Pembalap WSBK Berdarah Indonesia yang Ngaku Ketagihan Indomie Goreng
Memiliki segudang prestasi dan ayah yang seorang pembalap, Van Der Mark sebenarnya tak memiliki keinginan menjadi pebalap di masa kecilnya. Namun semua itu berubah ketika dia menonton MotoGP Belanda atau Dutch TT di usia 11 tahun.
"Saya di sana duduk di atas bangku M1 milik Valentino Rossi. Dari momen itu dan seterusnya, saya mengatakan kepada ayah saya. saya ingin membalap," ucapnya.
Setelah dua tahun menimba pengalaman di kelas World Supersport dan memenangi gelar pada 2014, Van Der Mark naik kelas ke World Superbike di tahun berikutnya menjadi tandem juara dunia bertahan kala itu Sylvain Guintoli di Honda.
Di musim debutnya, Van der Mark tiga kali finish podium sebagai rookie di tahun tersebut. Van der Mark melanjutkan musim yang solid bersama Honda untuk tahun keduanya di WSBK sebagai tandem juara MotoGP Nicky Hayden dan finis peringkat empat klasemen umum sebelum hijrah ke Yamaha pada 2017.
Bersama tim barunya, Van der Mark mampu meraih tiga finis podium di tahun pertamanya berseragam Yamaha, diikuti sepuluh raihan podium, termasuk dua kemenangan di Donington Park pada 2018 yang membawanya finis peringkat tiga klasemen akhir tahun itu.
Sang pembalap Belanda menambah koleksi trofi kemenangannya di Jerez pada 2019 sebelum menutup musim dengan positif di peringkat empat, kendati sempat mengalami cedera pergelangan tangan di Misano.
Tahun ini, Van Der Mark tak melihat target di kejuaraan dan fokus untuk mempersiapkan musim selanjutnya bersama BMW. Terlebih tahun depan, dia akan mendapat tandem baru yaitu Scott Redding yang menggantikan pembalap veteran Tom Skyes.
Editor: Donald Karouw