"Untuk masalah ini, Polres Bima akan berkoordinasi dengan Kepolisian di Surabaya untuk menindaklanjuti terkait problem yang terjadi di Kabupaten Bima. Namun obat yang kami amankan saat ini, tidak berani kami simpulkan palsu sebelum semuanya terbukti secara hukum," katanya.
Sementara itu, perwakilan PT Excel Meg Indo, Usman, menjelaskan jika kasus ini sebelumnya telah dilaporkan sejak bulan Februari 2021 lalu di Polres Bima Kabupaten. Saat itu pula, Usman bersama Tim Opsnal Polres setempat langsung menyita sejumlah obat insektisida diduga palsu merek Dumil 40 SP yang hendak diedarkan melalui kios pengecer di sejumlah Kecamatan.
"Dumil 40 SP yang diedarkan oleh beberapa oknum kandungannya tidak sama dengan Dumil yang kita produksikan di PT Excel yang perusahaannya dari negara india. Sehingga ini juga yang dapat merugikan para petani, khususnya petani yang sudah lama membeli obat itu di perusahaan kita," kata Usman.
Dikatakannya, langkah dirinya melaporkan kasus tersebut berawal dari banyaknya petani yang mengeluh lantaran saat digunakan obat insektisida merek Dumil 40 SP yang diduga palsu itu tak membuahkan hasil tanaman tumbuh lebih segar.
"Awalnya telah saya laporkan salah satu oknum yang diduga distributor obat yang diketahui bernama Ratna Dewi alias Ida. Setelah itu, saya bersama anggota Kepolisian menyita puluhan kardus obat insektisida di beberapa kios pengecer yang di antaranya tiga pengecer Desa Keli, pengecer Randi Desa Cenggu, pengecer Irwan Desa Renda dan Asni Yati Desa Kalampa," ujarnya.
Selain dapat merugikan para petani, tujuan utama yaitu guna menyelidiki dimana perusahaan yang memproduksi obat Insektisida Dumil 40 SP. Meski kasus ini telah dilaporkan sebelumnya, namun peredaran obat insektisida Dumil 40 SP yang diduga palsu masih terus berjalan.
"Saya selaku perwakilan perusahaan obat insektisida merek Dumil 40 SP, sangat keberatan ada pihak lain yang memalsukan label produksi yang kami punya. Sebab, jenis obat tersebut merupakan milik perusahaan di India yang bekerja sama dengan perusahaan kami di Jakarta pusat, " tegas Usman.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait