Adat Suku Sasak
Pengaruh Bali dan Melayu masih terasa sangat kental dalam suku ini yang menjadikan masih memiliki adat istiadat yang cukup unik.
Pengaruh Bali datang dari Kerajaan Karangasem yang pernah menguasai Pulau Lombok selama kurang lebih hampir dua abad, sedangkan pengaruh Melayu berasal dari pendakwah islam di gumi Sasak.
Dalam Suku Sasak terdapat adat yang bisa disaksikan pada saat acara pernikahan yaitu mulai dari melarikan gadis sampai nyongkolan. Gadis atau dedare sasak ketika mereka ingin dinikahkan oleh seorang laki-laki atau terune maka gadis tersebut harus dilarikan terlebih dahulu ke rumah keluarga pihak laki-laki yang dikenal dengan sebutan merariq atau pelarian.
Cara dari adat istiadat ini cukup sederhana untuk dilakukan, yaitu gadis tersebut tidak akan memberitahukan kepada orang tuanya jika ingin menikah. Gadis tersebut harus dibawa oleh pihak laki-laki untuk disembunyikan untuk sementara waktu di tempat keluarga laki-laki tersebut.
Namun, harus tetap ada aturannya, yaitu dengan membawa beberapa kerabat atau teman dari pihak laki-laki. Melarikan gadis ini harus dengan tujuan gadis tersebut sudah siap untuk dinikahi.
Adanya kerabat laki-laki memiliki maksud sebagai saksi dari berjalannya proses adat istiadat ini, selain itu gadis tersebut tidak bisa langsung dibawa ke rumah laki-laki, melainkan harus dititipkan terlebih dahulu pada kerabat laki-laki tersebut.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait