Beredar Data Pengurus FPI dengan Kop Dit Intelkam Polda NTB

MATARAM, iNews.id - Beredar data pengurus Front Pembela Islam (FPI) tokoh afilisasi, simpatisan, dan kontra FPI di wilayah hukum Polda NTB yang menggunakan kop Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dit Intelkam) Polda NTB. Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto memastikan data tersebut hoaks, Dit Intelkam tidak perah menerbitkan data tersebut.
Artanto menyebut, setelah mengetahui masifnya penyebaran data tersebut khususnya melalui sosial media WhatsApp (WA) maupun media online, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dit Intelkam Polda NTB yang dicatut namanya.
“Jadi, itu hoaks. Sekali lagi, data yang beredar secara masif itu saya pastikan dan nyatakan sebagai data yang tidak benar, itu bukan bersumber dari Dit Intelkam Polda NTB dan saat ini pihak dari cyber crime sedang mendalami berita hoax tersebut,” ucapnya.
Dikatakan, data lengkap yang memuat struktur kepengurusan, tokoh, organisasi, dan pondok pesantren (ponpes) yang berafiliasi dan kontra tersebut, dapat meresahkan dan mengganggu situasi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Data dalam format pdf itu juga sempat beredar dan berpolemik di grup WA khusus “MITRA HUMAS POLDA NTB”.
“Imbauan ini sudah sering saya sampaikan, mari bersama kita menjaga kondusifitas wilayah NTB yang kita cintai ini, dengan bijak dalam memanfaatkan media sosial. Jangan hanya karena jentikan jari, membawa masalah bagi diri kita dan orang lain,” kata Artanto.
Dia juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat NTB yang menggunakan media sosial agar senantiasa melakukan filter (menyaring) dan memastikan kebenaran informasi yang diterima sebelum meng-upload atau melakukan share di media sosial.
“Karena terkadang apa yang kita share itu berdampak kurang baik, bahkan juga bisa saja mendatangkan petaka bagi orang lain,” ucap Artanto.
Senada dengan pernyataan Kabid Humas, Direktur Intelkam Polda NTB Kombes Pol. Susilo R Irianto juga menyatakan banyak kejanggalan dalam data yang tersebar tersebut.
“Itu bukan dari Polda, sudah kita cek, tanda tangan tidak benar dan bentuk data, format data, apalagi isinya sepertinya asal, dan itu tidak benar dari Polda (hoaks),” katanya.
Susilo mengatakan bahwa maraknya penyebaran berita atau informasi hoaks yang terjadi sebagai bagian dari tanda-tanda akhir zaman.
“Adu domba sana-sini untuk timbulkan kegaduhan, permusuhan, dan konflik. Harus banyak-banyak kita tabayyun, untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniah, dan Ukhuwah Basyariyah,” ungkapnya.
Untuk diketahui, masyarakat NTB khususnya warga net dikejutkan dengan beredarnya data dalam format pdf yang memuat nama dan alamat lengkap Pengurus FPI di wilayah hukum Polda NTB. Dimana di dalamnya mencantumkan struktur tingkat wilayah dan cabang, tokoh, organisasi, dan ponpes afiliasi. Bahkan data tersebut juga mencantumkan tokoh, organisasi, dan ponpes yang kontra dengan FPI.
Data yang tersebar itu menjadi perbincangan hangat di medsos dan grup-grup WA. Bahkan beredarnya data hoaks tersebut, juga direspon beberapa tokoh yang namanya tercantum di dalamnya melalui beberapa media pemberitaan.
Editor: Nani Suherni