get app
inews
Aa Text
Read Next : Warga Asahan Korban TPPO Tewas di Kamboja, Keluarga Kesulitan Pulangkan Jenazah

Cegah TPPO, Imigrasi Bima Perketat Penerbitan Paspor bagi Calon TKI

Jumat, 11 Juli 2025 - 10:19:00 WIB
Cegah TPPO, Imigrasi Bima Perketat Penerbitan Paspor bagi Calon TKI
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Bima Joko Widodo saat memberikan keterangan. (Foto: MPI/Abu Sane P)

BIMA, iNews.id – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Bima memperketat proses wawancara terhadap warga yang mengajukan permohonan paspor sebagai calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Langkah ini diambil sebagai bentuk pencegahan terhadap maraknya kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menyasar pekerja migran asal Indonesia.

Wawancara dilakukan secara mendalam terhadap semua pemohon paspor, terutama mereka yang terindikasi akan bekerja ke luar negeri. Pemeriksaan ketat juga dilakukan terhadap dokumen pendukung seperti akta lahir, ijazah dan surat rekomendasi dari dinas tenaga kerja.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Bima Joko Widodo menjelaskan, wawancara intensif dilakukan untuk menggali tujuan pemohon dan memastikan mereka benar-benar siap dan legal untuk menjadi pekerja migran.

"Kalau dokumen sudah cocok dan sesuai, kita lanjutkan untuk kita wawancara lagi. Kita tanya-tanya lagi. Bagaimana mau ke mana, itu kan pertanyaan yang sering kita ajukan sambil kita pancing-pancing sedikit supaya jujur," ujar Joko Widodo di Bima, Kamis (10/7/2025).

Tujuan utamanya kata dia, untuk memastikan calon TKI tidak menjadi korban perdagangan orang, penipuan atau praktik pengiriman ilegal ke luar negeri.

Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Imigrasi Bima Hafid Najamuddin mengungkapkan, sepanjang Januari hingga Juni 2025 sudah ada 704 warga yang mengajukan permohonan paspor untuk bekerja di luar negeri.

Dari jumlah itu, 308 merupakan pemohon paspor biasa (24 halaman), sedangkan 318 sisanya mengajukan paspor non-elektronik dengan masa berlaku 5 tahun.

Menariknya, dari total 704 pemohon paspor calon TKI, 642 di antaranya adalah perempuan, sedangkan laki-laki hanya 62 orang. Hal ini menunjukkan mayoritas warga Bima yang ingin bekerja di luar negeri adalah perempuan.

"Berbicara kecenderungan naik, kemungkinan itu besar. Kemungkinan besar melebihi tahun lalu. Karena baru sampai Juni saja sudah 700-an, masih ada lima bulan ke depan," ujar Hafid.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut