Pengendalian Rabies Jadi Pekerjaan Rumah Jelang MXGP
MATARAM, iNews.id - Menjelang Motocross Grand Prix (MXGP) bukan hanya soal infrastruktur yang perlu diperhatikan. Pengendalian rabies di Sumbawa menjadi pekerjaan rumah yang harus ditemukan solusinya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah peradaban manusia. Kasus rabies dapat berdampak pada kematian manusia.
“Bahkan juga berdampak terhadap perekonomian,” katanya, Kamis (21/4/2022).
Karena itulah, sambungnya, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan meluncurkan Kader Siaga Rabies (Kasira).
Ditjen PKH Kementan berkolaborasi dengan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) dengan dukungan pendanaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), bersama Pemprov NTB dan Pemkab Sumbawa memberikan pelatihan penanganan rabies dengan pendekatan one health.
“Sebanyak 98 orang, terdiri atas 51 laki-laki dan 47 perempuan perwakilan petugas kesehatan hewan (puskeswan) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) manusia dari 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa mengikuti pelatihan Tata Laksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT),” bebernya.
Keterlibatan berbagai sektor melalui kolaborasi one health, terutama penyuluhan kepada masyarakat tentang kesadaran dan kampanye vaksinasi. Tidak melepasliarkan anjing peliharaan.
“Serta pertolongan pertama kasus gigitan sangat penting sebagai upaya mengurangi kasus terkait penyakit rabies,” urainya.
Jika kasus gigitan anjing diduga rabies berkurang, maka kerugian ekonomi yang ditimbulkannya juga dapat ditekan.
"Hingga saat ini kita akan terus berupaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit rabies," ucap Mentan.
Dikatakan merujuk laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 2021, di mana secara global, beban ekonomi akibat rabies yang lewat anjing diperkirakan mencapai 8,6 miliar Dolar AS per tahun.(*)
Editor: Febrian Putra